Thursday, August 5, 2010

Wonderful Inspiration series Awal dan Akhir : waktu ADA batasnya

Setiap permainan dalam olahraga ada batasan waktunya, dalam sepakbola ada dua babak masing-masing 45 menit. Sebelum peluit panjang babak kedua dibunyikan mereka berupaya memaksimalkan segala potensi tim untuk memenangkan pertandingan. Pada laga final Liga Champions 1999 antara Manchester United (MU) dan Bayern Muenchen, Manchester United berhasil mengajar selisih gol dan malah berbalik unggul pada masa perpanjangan waktu sehingga berhasil membawa pulang Piala Champions dan membuat Bayern Muenchen menyesali keteledoran mereka pada masa injury time itu.

Setiap permainan harus selalu memanfaatkan waktu yang ada hingga wasit meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Sebelum waktunya habis, pemain tidak boleh lengah dengan kemenangan dan merasa sudah menang. Sebaliknya, pemain tidak boleh merasa kalah jika memang sudah tertinggal. Dalam sepak bola, setiap detik adalah waktu yang sangat berharga, apalagi selisih satu gol.

Dalam kehidupan nyata, setiap manusia sudah dipastikan mempunyai batasan umur. Kita tidak tahu pasti, kapan permainan kita di dunia akan berakhir. Sementara yang pasti, waktu setiap saat ada batasnya. Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, sebaiknya kita isi dengan ikhtiar (usaha) yang terbaik.

Waktu yang sudah berlalu tidak mungkin bisa kembali. Setiap manusia mempunyai kesempatan waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam. Sungguh beruntung apabila kita bisa memanfaatkan waktu yang terbatas untuk aktivitas yang bermanfaat. Sungguh rugi apabila kita membuang-buang waktu dengan aktivitas sia-sia.

Imam Ghazali pernah bertanya kepada murid-muridnya, “Apakah yang paling jauh?” Muridnya menjawab, “Pantai seberang lautan, matahari, dan bintang.” Imam Ghazali membenarkan semua jawaban muridnya, selanjutnya beliau menjawab, “Sesuatu yang paling jauh adalah waktu yang telah berlalu karena tidak mugkin kembali lagi.”

Orang yang sukses selalu mengoptimalkan waktunya demi menjalani proses demi proses menuju kesuksesan. Seorang pelajar selalu mengoptimalkan masa belajar dengan selalu belajar. Seorang karyawan selalu mengoptimalkan waktu demi menyelesaikan pekerjaannya. Seorang pedagang selalu berhitung dengan waktu untuk meraih keuntungan. Kita harus bisa memanfaatkan waktu demi kemaslahatan (kebaikan) kehidupan di dunia demi meraih kebahagiaan di akhirat, seperti firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al-Ashr ayat 1-3 : “Demi masa (waktu). Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan, serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

Penyesalan memang selalu datang setelah kita menyia-nyiakan kesempatan.

Penyerang menyesal karena timnya kalah karena dia teledor, tidak bisa mencetak gol. Pelajar menyesal tidak rajin belajar sehingga dia tidak lulus ujian. Pengusaha menyesal karena tidak bisa mengontrol karyawan dengan baik sehingga perusahaan rugi. Karyawan menyesal tidak bekerja dengan keras dan cerdas (hard work & smart work) sehingga karirnya mandeg.

Tuhan telah mengingatkan kita dalam kitab-Nya, tentang penyesalan orang-orang yang kurang beramal baik selama hidup dunia.

Jangan sampai kita menyesal, setelah umur kita habis dan pindah ke alam akhirat, baru kita minta kehidupan lagi untuk beramal dan berbuat kebaikan.


“Hidup bagai berjalan di waktu tidur, kematian adalah pulang ke rumah”
Life is a dream walking, death is going home.


*Dikutip dari Buku : Football Inspirations For Success :
Meraih Sukses dengan Filosofi Sepakbola
Ahmad Su’udi, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2010)

No comments:

Post a Comment