Wednesday, December 29, 2010

Inspirasi - "Tukang Tambal Ban" (repost)

Pernah suatu ketika ban motor saya kempes sepulang dari mengikuti kajian Islam rutin tiap pekan di rumah teman. Saat itu waktu menunjukan pukul setengah sebelas malam. Malam terasa begitu dingin sekali, karena saat itu musim hujan, akan tetapi segala puji bagi Allah saat itu hujan tidak turun.

Sambil menuntun sepeda motor, saya berjalan menulusuri jalan untuk mencari tukang tambal ban.

"Ada apa mas?" tanya seorang pemuda yang duduk-duduk di depan rumah.

"Ban saya bocor. Daerah sini mana ya, tukang tambal ban yang masih buka?" tanya saya.

" Wah sudah pada tutup semua mas! Adanya di dekat jalan raya, tapi cukup jauh!" jawab nya.

"Makasih mas!" ucapku, sambil menghela nafas, karena cukup jauh saya harus bejalan ke jalan raya.

Alhamdulillah, saat itu saya ditemani ustadz saya, pak Nur.. (Jazakallah pak ya...! ^_^) yang tak tega meninggalkanku sendiri, berjalan menelusuri malam untuk mencari tukang tambal ban.

Setengah jam berjalan akhirnya saya menemukan tukang tambal ban. Tapi, ujian lagi dari Allah. Sang tukang tambal ban tidur tidak bisa dibangunkan...mungkin memang beliau tidak mau bangun,  sudah saya goyang-goyang tubuhnya, tetap saja tidak bangun... ah, sayapun mencoba memahaminya, malam-malam begini mungkin beliau sudah terlalu kecapean untuk membantu kami...

Perjalananpun kami lanjutkan, hingga akhirnya kami menemukan tukang tambal ban, yang sedang sibuk menambal ban sebuah motor...

"Alhamdulillah.... " batinku denga rasa senang yang luar biasa, sambil menuntun motor honda prima tuaku dengan semangat menuju tukang tambal ban tersebut... (rasa capek berjalan, jadi lupa...^^)

Sambil menunggu tukang tambal ban menyelesaikan pekerjaannya, saya merenung, betapa mulianya pekerjaan bapak tukang tambal ban tersebut,... karena saya baru merasakan bahwa sangat berharganya keberadaan mereka…! Coba kalo tidak ada mereka...?

~~~

Sahabatku, sering diri kita meremehkan atau menganggap rendah profesi seseorang, tapi tanpa kita sadari kita membutuhkan profesi mereka. Atau sering diantara saudara kita merasa minder akan profesinya yang mereka lakukan, padahal begitu mulianya profesi yang mereka kerjakan, karena dengan keberadaan mereka, aktifitas kita dapat berjalan dengan lancar.

Sudahkah anda berterimakasih kepada mereka?

Terimakasih telah membaca… Salam Motivasi! ^_^

Sunday, December 19, 2010

Inspirasi - Tidak apa, masih ada hari esok

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak.  Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia tidak pernah mensyukuri betapa baiknya kehidupan yang dia miliki.

Dia terus bermain, mengganggu sanak keluarganya kalau mereka tidak mau bermain apa yang dia inginkan.  Tetapi, ketika dia mau minta maaf, dia selalu berkata,

"Tidak apa-apa, besok kan bisa."

Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya.  Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia.  Tetapi, dia tidak pernah mensyukurinya. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya.

Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk meminta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya.  Alasan dia,

"Tidak apa-apa, besok kan bisa."

Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi.

Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling bertegur-sapa.  Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain.  Dia dan teman-temannya hampir melakukan segala sesuatu bersama-sama, makan, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan.

Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk.  Dia bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik dan baik, segera dia menjadi pacarnya.  Dia begitu sibuk dengan kerjaannya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Tentu, dia rindu dengan teman-temannya.  Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka lagi, bahkan lewat telepon.

Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungi mereka."

Ini tidak terlalu mengganggu dia, karena dia mempunyai teman-teman sekerja yang selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.

Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dapat membahagiakan keluarganya.  Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka.  Tapi, itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.

Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta padamu", tapi dia tidak pernah melakukannya.

Alasan dia, "Tidak apa-apa, saya pasti akan mengatakannya besok." Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.

Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan. Ia ditabrak lari.  Tapi hari itu, dia sedang ada rapat.

Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut.

Sebelum sempat berkata "Aku cinta padamu", istrinya meninggal.

Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba mencari penghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya.  Tapi, dia baru sadar anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.  Setelah, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing.  Tidak ada yang peduli sama orang tua ini yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.

Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik dengan uang yang dia simpan untuk perayaan pernikahan ke 50, 60, dan 70, dia dan istrinya.  Semua uang itu sebenarnya untuk dipakai pergi ke Hawaii, New Zealand, dan negara-negara lain, tetapi kini dipakai untuk membayar biaya tinggal dia di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya.  Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.  Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster

dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari   dulu…."

Dan dia meninggal dengan air-mata di pipinya.

Apa yang saya ingin coba katakan pada anda adalah :

Waktu itu tidak pernah berhenti.

Anda terus maju dan maju, sebelum anda sadar, anda telah maju terlalu jauh. Jika anda pernah bertengkar, segera berbaikanlah!

Jika anda merasa ingin mendengar suara teman-mu,

jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.

Terakhir, tapi ini yang paling penting.

Jika anda merasa anda ingin mengatakan sesuatu kepada seseorang,

bahwa anda sayang dia, jangan tunggu sampai terlambat.

Jika anda terus berpikiran bahwa anda akan

memberitahu dia di lain hari, hari ini tidak pernah akan datang.

Jika anda selalu berpikiran bahwa esok akan datang,

maka "esok" akan pergi begitu cepatnya,

sehingga anda baru sadar waktu telah meninggalkanmu.

 
 

sumber : Internet

~~TJS~~

Tuesday, December 14, 2010

Inspirasi - Kebahagiaan yang menular

Seorang pemuda berangkat kerja dipagi Hari.

Memanggil taxi, dan naik...

'Selamat pagi Pak,'...katanya menyapa sang sopir taxi terlebih dulu...

'Pagi yang cerah bukan?' sambungnya sambil tersenyum,... lalu bersenandung kecil.

Sang sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dengan senang hati, Ia melajukan taxinya.

Sesampainya ditempat tujuan.. Pemuda itu membayar dengan selembar 20ribuan, untuk argo yang hampir 15 ribu.

'Kembaliannya buat bapak saja...selamat bekerja Pak..' kata pemuda dengan senyum.

'Terima kasih...' jawab Pak sopir taxi dengan penuh syukur...

'Wah.. aku bisa sarapan dulu nih... Pikir sopir taxi itu...

Dan ia pun menuju kesebuah warung.

'Biasa Pak?' tanya si mbok warung.

'Iya biasa.. Nasi sayur... Tapi.. Pagi ini tambahkan sepotong ayam'..jawab Pak sopir dengan tersenyum.

Dan, ketika membayar nasi , di tambahkannya seribu rupiah 'Buat jajan anaknya si mbok,.. 'begitu katanya.

Dengan tambahan uang jajan seribu, pagi itu anak si mbok berangkat kesekolah dengan senyum lebih lebar.

Ia bisa membeli 2 buah roti pagi ini... Dan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal.

Begitulah...cerita bisa berlanjut..Bergulir... .seperti bola salju...

Pak sopir bisa lebih bahagia Hari itu...Begitu juga keluarga si mbok...Teman2 si anak...keluarga mereka...Semua tertular kebahagiaan...

Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja disekitar Kita.

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan...

Siapkah kita menularkan kebahagiaan hari ini?

Monday, December 6, 2010

Intisari - Renungan Kehidupan

Seseorang telah menuliskan kata-kata yang indah ini. cobalah ambil sedikit untuk mengerti maknanya mendalamnya.

1. Doa bukanlah "Ban serep" yang dapat kamu keluarkan ketika dalam masalah, tapi "kemudi" yang menunjukkan arah yang tepat.

2. Kenapa kaca depan mobil sangat besar dan kaca spion begitu kecil ? Karena masa lalu kita tidak sepenting masa depan kita. Jadi, pandanglah ke depan dan majulah.

3. Pertemanan itu seperti sebuah buku. Hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membakarnya, tapi butuh waktu tahunan untuk menulisnya.

4. Semua hal dalam hidup adalah sementara. Jika berlangsung baik, nikmatilah, karena tidak akan bertahan selamanya. Jika berlangsung salah, jangan khawatir, karena juga tidak akan bertahan lama.

5. Teman lama adalah emas ! Teman baru adalah berlian ! Jika kamu mendapat sebuah berlian, jangan lupakan emas ! Karena untuk mempertahankan sebuah berlian, kamu selalu memerlukan dasar emas.

6. Seringkali ketika kita hilang harapan dan berpikir ini adalah akhir dari segalanya, Tuhan tersenyum dari atas dan berkata " Tenang sayang, itu hanyalah bengkokan, bukan akhir !

7. Ketika Tuhan memecahkan masalahmu, kamu memiliki kepercayaan pada kemampuanNya; ketika Tuhan tidak memecahkan masalahmu, Dia memiliki kepercayaan pada kemampuanmu.

8. Seorang buta bertanya pada St. Anthony : "Apakah ada yang lebih buruk daripada kehilangan penglihatan mata ?" Dia menjawab : "Ya ada, kehilangan visimu !"

9. Ketika kamu berdoa untuk orang lain, Tuhan mendengarkanmu dan memberkati mereka, dan terkadang, ketika kamu aman dan happy, ingat bahwa seseorang telah mendoakanmu.

10. Khawatir tidak akan menghilangkan masalah besok, hanya akan menghilangkan kedamaian hari ini.

Sunday, December 5, 2010

Inspirasi - Taman Cinta

Pada suatu hr Aristoteles bertanya pd gurunya: "Apakah cinta sejati itu?"

Jwb gurunya: berjalanlah lurus di taman bunga yg luas, petiklah 1 bunga yg terindah menurutmu & jgn pernah berbalik ke belakang". Kemudian Aristoteles melaksanakannya & kembali dgn tgn hampa.

Gurunya bertanya: "mana bunganya?"

Aristoteles menjawab :"aku tdk bisa mendapatkannya, sebenarnya aku telah menemukannya, tapi aku berpikir di depan pasti ada yg lebih bagus lagi, ketika aku telah sampai di ujung taman aku baru sadar bhw yg aku temui pertama td itulah yg terbaik, tapi aku tdk bisa kembali lg ke belakang.

Gurunya berkata: "Seperti itulah cinta sejati, semakin kau mencari yg terbaik, maka kau tdk akan pernah menemukannya. Jgn pernah sia-siakan cinta yg pernah tumbuh di hatimu, krn waktu tdk akan pernah kembali"

Friday, December 3, 2010

Inspiration - Story of Appreciation

One young academically excellent person went to apply for a managerial position in a big company. He passed the first interview, the director did the last interview, made the last decision.

The director discovered from the CV that the youth's academic achievements were excellent all the way, from the secondary school until the postgraduate research, never had a year when he did not score.

The director asked, "Did you obtain any scholarships in school?"

The youth answered "none".

 The director asked, " Was it your father who paid for your school fees?"

The youth answered, "My father passed away when I was one year old, it was my mother who paid for my school fees.

The director asked, " Where did your mother work?" 

The youth answered, "My mother worked as clothes cleaner.

The director requested the youth to show his hands. The youth showed a pair of hands that were smooth and perfect.

The director asked, " Have you ever helped your mother wash the clothes before?"

The youth answered, "Never, my mother always wanted me to study and read more books. Furthermore, my mother can wash clothes faster than me."

The director said, "I have a request. When you go back today, go and clean your mother's hands, and then see me tomorrow morning."

The youth felt that his chance of landing the job was high. When he went back, he happily requested his mother to let him clean her hands. His mother felt strange, happy but with mixed feelings, she showed her hands to the kid. The youth cleaned his mother's hands slowly. His tears fell as he did that. It was the first time he noticed that his mother's hands were so wrinkled, and there were so many bruises on her hands. Some bruises were so painful that his  mother shivered when they were cleaned with water. 

This was the first time the youth realized that it was this pair of hands that washed the clothes everyday to enable him to pay the school fee. The bruises on the mother's hands were the price that the mother had to pay for his graduation, academic excellence and his future. After finishing the cleaning of his mother hands, the youth quietly washed all the remaining clothes for his mother. That night, mother and son talked for a very long time.   

Next morning, the youth went to the director's office. The Director noticed the tears in the youth's eyes and asked: " Can you tell me what have you done and learned yesterday in your house?"

The youth answered, " I cleaned my mother's hand, and also finished cleaning all the remaining clothes".

The Director said, " please tell me your feelings."

The youth said, "Number 1, I know now what is appreciation. Without my mother, there would not the successful me today. Number 2, by working together and helping my mother, only now I realize how difficult and tough it is to get something done. Number 3, I have come to appreciate the importance and value of family relationship."

The director said, " This is what I am looking for to be my manager.  I want to recruit a person who can appreciate the help of others, a person who knows the sufferings of others to get things done, and a person who would not put money as his only goal in life.

You are hired."

Later on, this young person worked very hard, and received the respect of his subordinates. Every employee worked diligently and as a team. The company's performance improved tremendously.

Moral of the story:

A child, who has been protected and habitually given whatever he wanted, would develop "entitlement mentality" and would always put himself first. He would be ignorant of his parent's efforts. When he starts work, he assumes that every person must listen to him, and when he becomes a manager, he would never know the sufferings of his employees and would always blame others. This kind of people, who may be good academically, may be successful for a while, but eventually would not feel sense of achievement. He will grumble and be full of hatred and fight for more. If we are this kind of protective parents, are we really showing love or are we destroying the kid instead? You can let your kid live in a big house, eat a good meal, learn piano, watch a big screen TV. But when you are cutting grass, please let them experience it. After a meal, let them wash their plates and bowls together with their brothers and sisters. It is not because you do not have money to hire a maid, but it is because you want to love them in a right way. You want them to understand, no matter how rich their parents are, one day their hair will grow gray, same as the mother of that young person. The most important thing is your kid learns how to appreciate the effort and experience the difficulty and learns the ability to work with others to get things done.

Thursday, December 2, 2010

Inspiration - Nice Lesson

One day, a boy went to a shop with his mother.

The shopkeeper looked at the small cute child and showed him a bottle with sweets and said, "Dear child, you can have some."

But, the child didn't take any.

The shopkeeper was surprised ... such a small child and he was not helping himself. Again, he offered some to the boy.

Now, the mother also heard that and repeated what the shopkeeper had requested.

Once more, the boy didn't move his hand.

The shopkeeper seeing this, himself gave some to the child. The boy was happy to get two hands-full of sweets.

While returning home, the Mother asked the child, "Why didn't you help yourself to the sweets, when the shopkeeper let you take them?"

Can you guess the response?

The child replied, "Mummy, my hands are very small and I could have only grasped a few sweets. But, you see, when the shopkeeper himself gave them to me with his big hands ... I got so many more!!

Moral:

When we take by ourselves, we may get just a little, but, when God gives ... He gives us more - beyond our expectations!

Inspirasi - Semangat hidup tak boleh padam

Di sebuah kota kecil di kalimantan, tinggallah seorang anak perempuan yang bernama Fransiska. Dia gemar dengan dunia seni, di setiap pertandingan dia tidak pernah menjadi yang terbaik. Akan tetapi ibunya selalu hadir di setiap perlombaan itu untuk memberikan semangat terhadap dirinya. Kehidupan Kristina, ibunya Fransiska, sangatlah tidak mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya setelah mereka selesai sekolah.

Kehidupan mereka sangat bahagia dengan anaknya dan seperti cerita di dalam buku-buku roman.Namun ,keadaan itu tidak berlangsung lama sampai usia Fransiska 11th.Suami Kristina meninggal karena terjadinya kecelakaan yg tragis.

" Aku tidak akan menikah lagi", kata Kristina kepada anaknya." Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti Dia". "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari penggantinya."

Kristina sangat bersyukur bahwa dia tidak sendirian masih ada anaknya yang sangat mencitai dia. Dan selalu memberikan dukungan kepada anaknya sehingga anaknya selalu bersikap optimis. setelah Fransiska kehilangan sesosok seorang ayah, ibunya selalu mejadi ayah bagi Fransiska.

Pertandingan demi pertandingan, Kristina selalu datang memberikan dukungan kepada anaknya agar Fransiska semangat dalam setiap perlombaan. Suatu hari Fransiska datang keperlombaan seorang diri tanpa di temani ibunya . "Dia berkata kepada juri pertandingan itu " : "Bisakah aku tampil yang pertama dalam pertandingan ini sekarang? Ini sangat penting bagiku. Aku mohon ?" Dengan pertimbangan para juri tersebut mempersilahkan Fransiska untuk tampil yang pertama di ajang perlombaan itu. walaupun dengan suara yang tidak bagus. para juri gakum dengan kegigihan dan sportivitas Fransiska tersebut, dan Fransiska berlatih extra keras dalam beberapa hari ini. Hati Fransiska bergetar saat tampil dan Ia pun berhasil memenangkan perlombaab itu.

Tentu saja para juri sangat kagum melihatnya. Mereka belum pernah melihat Fransiska bernyanyi sebaik itu. Setelah perlombaan , juri tersebut menarik Fransika ke pinggir. "Pertandingan yang sangat mengagumkan," katanya kepada Luke. "Aku tidak pernah melihatmu bernyanyi sebaik sekarang ini sebelumnya. Apa yang membuatmu jadi begini?"

Fransiska tersenyum dan juri itu melihat kedua mata anak itu mulai penuh oleh air mata kebahagiaan. Fransiska menangis tersedu-sedu. Sambil sesunggukan, ia berkata "Pak, ayahku sudah lama sekali meninggal dalam sebuah kecelakaan . Ibuku sangat sedih. Minggu lalu,...... Ibuku meninggal." Fransika kembali menangis.

Kemudian Fransiska menghapus air matanya, dan melanjutkan ceritanya dengan terbata-bata. "Hari ini,.......hari ini adalah pertama kalinya kedua orangtuaku dari surga datang pada perlombaan ini untuk bersama-sama melihatku bernyanyi. Dan aku tentu saja tidak akan mengecewakan mereka.......". Fransiska kembali menangis terisak-isak.

Sang juri sadar bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat, dengan mengizinkan Fransiska tampil sebagai peserta yang utama hari ini. Sang juri yang berkepribadian sekuat baja, tertegun beberapa saat. Ia tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menenangkan Fransiska yang masih menangis. Tiba-tiba, baja itu meleleh. Sang juri tidak mampu menahan perasaannya sendiri, air mata mengalir dari kedua matanya, bukan sebagai seorang juri, tetapi sebagai seorang anak..... Sang juri sangat tergugah dengan cerita Fransiska, ia sadar bahwa dalam hal ini, ia belajar banyak dari Fransiska.

Bahkan seorang anak berusia 11 tahun berusaha melakukan yang terbaik untuk kebahagiaan orang tuanya, walaupun ayah dan ibunya sudah pergi selamanya............ Fransiska baru saja kehilangan seorang Ibu yang begitu mencintainya........

Sang juri sadar, bahwa ia beruntung ayah dan ibunya masih ada. Mulai saat itu, ia berusaha melakukan yang terbaik untuk kedua orangtuanya, membahagiakan mereka, membagikan lebih banyak cinta dan kasih untuk mereka. Dia menyadari bahwa waktu sangat berharga, atau ia akan menyesal seumur hidupnya...............

Kiriman dari Fransiska Vini (from discussion board)

Tuesday, November 30, 2010

Inspirasi - Mengapa Saya?

"If I were to say, 'God, why me?' about the bad things, then I should have said, 'God, why me?' about the good things that happened in my life."-- Arthur Robert Ashe, Jr., petenis profesional asal Amerika, 1943 -1993

Arthur Ashe adalah seorang petenis kulit hitam legendaris asal Amerika. Prestasinya sungguh luar biasa. Tiga gelar grand slam, turnamen paling bergengsi tersimpan di lemari kacanya. Gelar itu adalah US Open (1968), Australian Open (1970), dan Wimbledon (1975). Sebuah prestasi yang sulit diraih pada masa itu.

Selesai berkarir di lapangan, dia pun gantung raket. Namun dia bernasib kurang bagus. Pada 1979, ia terkena serangan jantung. Dokter memutuskan ia harus operasi by pass. Dua kali operasi dijalankan agar Ashe sembuh.

Tapi bukan sembuh yang didapat. Operasi ternyata membawa bencana lain. Dari transfusi darah, dia mendapat virus yang sekarang dikenal dengan nama HIV pada 1983. Pada masa itu, pengawasan terhadap berjangkitnya virus ini memang masih rendah.

Kenyataan pahit ini ia sembunyikan kepada publik. Sampai akhirnya, pada April 1992, koran terkemuka USA Today menurunkan laporannya mengenai kondisi kesehatannya. Sontak publik pun tercengang. Kebanyakan dari mereka menyayangkan tragedi yang menimpa petenis yang rendah hati itu.

Sepucuk surat dari seorang pengagumnya pun sampai ke tangannya. Penggemar itu menyatakan keprihatinannya. Dalam suratnya, sang penggemar bertanya, "Why did God have to select you for such a bad disease?". Pertanyaan yang biasa saja, tapi sungguh dalam, "Mengapa Tuhan memilih kamu untuk menerima penyakit ini?"

Ashe menjawab, "Begini. Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis. Di antaranya 5 juta orang yang bisa belajar bermain tenis. 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional. 50 ribu datang ke arena untuk bertanding. 5 ribu mencapai turnamen grand slam. 50 orang berhasil sampai ke Wimbledon. 4 orang sampai di semifinal. 2 orang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?' Jadi ketika sekarang saya menderita sakit, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?'"

Pada 6 Februari 1993, Ashe mengembuskan napas terakhirnya. Dua bulan sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Ashe mendirikan the Arthur Ashe Institute for Urban Health. Dan beberapa minggu sebelum ia wafat, Ashe masih menyempatkan diri menulis memoarnya yang berjudul 'Days of Grace'.

Membaca ketulusan dan keikhlasan Ashe tidak saja menyentuh, tapi juga mengetuk hati siapa saja. Penjelasan panjang lebar tentang kemenangan di lapangan menggambarkan betapa dalam hidup kita hanya ingin mendapatkan hal-hal yang terbaik belaka dan selalu lupa untuk sekadar berucap syukur atas karunia itu. Bahkan alih-alih bersyukur, malah kesombongan yang kerap muncul di saat berada di puncak kejayaan.

Kadang sebaliknya yang terjadi pada saat kesusahan. Pertanyaan kenapa nasib buruk itu hanya menimpa pada kita kerap kali menggerundel dari mulut. Seolah-olah keburukan tidak boleh mampir melintasi dalam perjalanan hidup kita. Saat menerima cobaan, apa pun, kita bertanya kepada Tuhan 'mengapa saya, mengapa bukan orang lain?' Sehingga kita merasa berhak menggugat Tuhan. Bahkan memvonis betapa tidak adilnya Tuhan.

Ashe berbeda. Dia tak pernah mengeluh dan bertanya 'mengapa saya'. Dia tetap teguh dalam harapan. Seberapa besar pun beban hidup yang menimpa. Baginya, kebaikan dan keburukan dari Tuhan adalah anugerah yang terindah dalam hidupnya.

Ditulis oleh: Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media Komputindo, 2009

NB: Silakan share dengan tetap menyertakan nama penulisnya ya. Terima kasih

Inspirasi - Cerita, "Pencuri"


 
 

Suatu ketika, tinggallah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu, terdiri dari orangtua, dan kedua anak laki-lakinya. Kekayaan mereka sangatlah berlimpah. Lumbung mereka, penuh dengan tumpukan padi dan gandum. Ladang mereka luas, lengkap dengan ratusan hewan ternak.

Namun, pada suatu malam, ada pencuri yang datang ke lumbung mereka. Sebagian besar padi yang baru di tuai, lenyap tak berbekas. Tak ada yang tahu siapa pencuri itu. Kejadian itu terus berulang, hingga beberapa malam berikutnya. Akan tetapi, tak ada yang mampu menangkap pencurinya.

Sang tuan rumah tentu berang dengan hal ini. "Pencuri terkutuk!!, akan kuikat dia kalau sampai kutangkap dengan tanganku sendiri." Begitu teriak sang tuan rumah. "Aku akan menangkap sendiri, biar rasakan pembalasanku."

Kedua anaknya, mulai ikut bicara. "Ayah, biarlah kami saja yang menangkap pencuri itu. Kami sudah cukup mampu melawannya. Kami sudah cukup besar, tentu, pencuri-pencuri itu akan takluk di tangan kami. "Ijinkan kami menangkapnya Ayah!"

Tak disangka, sang Ayah berpendapat lain. "Jangan. Kalian masih muda dan belum berpengalaman. Kalian masih belum mampu melawan mereka. Lihat tangan kalian, masih tak cukup kuat untuk menahan pukulan. Ilmu silat kalian masih sedikit. Kalian lebih baik tinggal saja di rumah. Biar aku saja yang menangkap mereka." Mendengar perintah itu, kedua anaknya hanya mampu terdiam.

Penjagaan memang diperketat, namun, tetap saja keluarga itu kecurian. Sang Ayah masih saja belum mampu menangkap pencurinya. Malah, kini hewan ternak yang mulai di ambil. Ia sangat putus asa dengan hal ini. Dengan berat hati, di datangilah Kepala Desa untuk minta petunjuk tentang masalah yang dialaminya. Diceritakannya semua kejadian pencurian itu.

Kepala Desa mendengarkan dengan cermat. Ia hanya berkata, "Mengapa tak biarkan kedua anakmu yang menjaga lumbung? Mengapa kau biarkan semua keinginan mereka tak kau penuhi? Ketahuilah, wahai orang yang sombong, sesungguhnya, engkau adalah "pencuri" harapan-harapan anakmu itu. Engkau tak lebih baik dari pencuri-pencuri hartamu. Sebab, engkau tak hanya mencuri harta, tapi juga mencuri impian-impian, dan semua kemampuan anak-anakmu. Biarkan mereka yang menjaganya, dan kau cukup sebagai pengawas."

Mendengar kata-kata itu, sang Ayah mulai sadar. Pada esok malam, diijinkanlah kedua anaknya untuk ikut menjaga lumbung. Dan tak berapa malam kemudian, ditangkaplah pencuri-pencuri itu, yang ternyata adalah penjaga lumbung mereka sendiri.

***

Sahabat, pernahkan kita bertanya kepada anak kecil tentang cita-cita dan harapan mereka? Ya, bisa jadi kita akan mendapat beragam jawaban. Suatu ketika mereka akan menjadi pilot, dan ketika lain mereka memilih untuk menjadi dokter. Suatu saat mereka akan mengatakan ingin bisa terbang, dan saat lain berteriak ingin dapat berenang seperti ikan. Walaupun pada akhirnya kita tahu hanya ada satu jawaban kelak, namun, pantaskah jika kita melarang mereka semua untuk punya harapan dan impian?

Begitulah, seperti halnya dalam cerita diatas, ada banyak pencuri-pencuri impian yang berkeliaran di sekitar kita. Mereka, mencuri semua impian, dan merampas harapan-harapan yang kita lambungkan. Mereka, selalu menghadang setiap langkah kita untuk mencapai tujuan-tujuan hidup.

Bisa jadi, pencuri-pencuri itu bisa hadir dalam bentuk orangtua, teman, saudara, atau bahkan rekan kerja. Namun, yang sering terjadi adalah, kita sendirilah pencuri harapan dan impian itu. Kita sendirilah pencuri yang paling besar menghadang setiap langkah. Kita sering temukan dalam diri, perasaan takut, ragu, dan bimbang dalam melangkah.

Terlalu sering kita mendengarkan suara kecil yang mengatakan, "Saya tidak bisa, saya tidak mampu." Atau, sering kita berucap, "Sepertinya, saya tak akan mungkin mengatasinya." "jangan, jangan lakukan ini sekarang, lakukan ini nanti saja. Terus seperti itu. Kegagalan, sering kita jadikan peniadaan dalam melangkah.

Namun, sahabat, seringkali bisa keliru..Kegagalan, adalah sebuah cara Allah untuk menunjukkan kepada kita tentang arti kesungguhan.Kegagalan, adalah pertanda tentang sebuah usaha yang tak akan berakhir. Kegagalan, adalah sebuah pelajaran tentang bagaimana meraih semua harapan yang terlewat.

Memang, tak ada kesuksesan yang diraih dalam semalam. Karena itu, yakinlah, dengan kesabaran kita akan dapat meraih semua harapan dan impian. Maka, yakinlah dengan semua impian kita. Jika kita mampu, dan nurani kita mengatakan setuju, jangan biarkan orang lain mencuri impian itu--terutama oleh diri kita sendiri.

Dan sahabat, jangan jadikan diri kita pencuri-pencuri impian orang lain.Yakinlah dengan itu semua, sebab Allah selalu akan bersama kita.

Terimakasih telah membaca... Salam Motivasi...!

Sunday, November 28, 2010

Inspirasi - Pikiran Yang Tajam

Oleh Anthony Dio Martin ‎

Kita selalu kagum dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan memori yang luar biasa. Tadi pagi, saya melihat demo seorang anak yang bisa melakukan memori dengan luar biasa. Menghafal angka dan menghafal sajak. Kemampuan yang sangat luar biasa. Sampai-sampai,orang disebelah saya, seorang bapak-bapak... yang sudah tua berkata, "Ini pikiran saya udah tua. Nggak akan bisa menghafal sebanyak itu". Saya hanya mengatakan, "Pak, saya ada cara jitu yang luar biasa untuk punya kemampuan mengingat yang luar biasa". "Apa itu Pak. Kasih tau saya dong?" Saya menjawab singkat, "Mencatat. Pak!"

Betul. Sambil melihat anak tersebut menghafal, saya tetap percaya mengenai satu hal yang lebih tajam dari memori yang sehebat apapun yakni mencatat. Makanya muncul pepatah yang mengatakan, "Pensil yang paling tumpul adalah lebih baik dari pikiran yang paling tajam". Masalahnya, kadangkala kita bisa lupa. Lupa janji kita, lupa apa yang mau kita beli, lupa berapa harga produk yang kita beli beberapa waktu lalu, lupa janji, dan masih banyak yang dilupakan. Namun, pertanyaannya kalau memang bisa mencatat, mengapa harus dihafal pula? Konon, bahkan Einstein pun hanya menggunakan pikirannya untuk mengingat fakta-fakta yang penting, sehingga ia sering lupa hal yang kecil. Dan rasanya pikiran kita pun sebaiknya dipakai untuk mengingat hal-hal yang besar dan catatlah hal-hal yang kecil. Pada dasarnya hampir semua komputer hingga HP, saat ini punya fasilitas mencatat. Karena itu, saran saya bagi yang seringkali lupa dan kelupaan akan sesuatu, rajin-rajinlah mencatat. Mudah-mudahan untuk kebiasaan yang satu ini, Anda tidak akan lupa.

NB: Silakan share dan jangan lupa cantumkan selalu nama penulisnya ya. Terima kasih

Friday, November 26, 2010

Inspirasi - Kartu Kredit

Manusia terlalu percaya akan dirinya bahwa dia akan dapat rasional dalam mengambil keputusan. Padahal kenyataannya tidak. Sebagai contoh, sering saya melihat teman yang pemakaian kartu kreditnya berlebihan. Kalau ditanya, mereka sudah mengontrolnya dan merasa memakai sedikit saja. Padahal kenyataannya tagihannya jauh melebihi dari dugaannya.

Mengapa ? Karena menggunakan kartu kredit tidak terasa beda membayar 70.000 atau 700.000 atau 2.700.000. Rasanya sama. Tinggal tanda tangan saja. Makan 40.000 tanda tangan, selesai. Beli barang 3.000.000 tanda tangan, selesai juga. Rasa meneken tanda tangan ini sama. Semua pakai kertas kecil yang tidak ada bedanya antara 70.000 atau 700.000.

Anda tidak merasa berat untuk mengeluarkan uang. Bandingkan kalau anda membayar dengan uang seperti biasanya. Beli 40.000 anda akan mengeluarkan 4 lembar 10.000-an. Bahkan kalau membayar 2.000.000, harus 2 tumpuk uang sejutaan. Ini akan terasa beda bayarnya karena kelihatan banyaknya lembar uang yang dikeluarkan.

Manusia terlalu mempercayai otak kanannya. "Oh ya, saya ingat kok. Kemarin belanja ini 1 juta. Lalu yang itu 1 juta," kata dia. Tapi dia tidak merasa lagi berapa total keseluruhannya. Karena itu kalau anda lihat kenapa semua bank mengobral kartu kredit dan pemakaiannya. Anda saksikan iklan-iklan yang berisi pembelian dengan bunga 0%, diskon ini-itu atau buy 1 get 2 dan sebagainya. Juga ada iming-iming gratis iuran tahunan pertama, padahal orang lupa memperhatikan masa kartu kreditnya. Ingatnya ketika sudah ditagih. Maka mereka menunggu setahun lagi untuk membatalkannya. Tahun depannya juga ingat setelah telat sebulan dan diteruskan sampai terus-menerus. Sehingga banyak orang punya 5 kartu kredit serta selalu lupa membatalkan ketika tagihan iuran tahunannya sudah berjalan. Para bank yang mengeluarkan kartu kredit ini tahu bahwa anda sering lupa. Manusia terlalu percaya akan ingatannya.

Contoh lain, keanggotan fitness centre sebuah hotel berbintang untuk berolah raga. 1 tahun bayar 3 juta atau bulanan bayar 250 ribu. Kalau kasus seperti ini, sebaiknya anda bayar bulanan, meski harus 300 ribu sekalipun. Mengapa ? Kalau bayar sebulan sekali, anda menjadi sadar telah membayar sehingga harus berolah raga. Tapi kalau bayar tahunan, anda baru ingat ketika baru membayar atau adanya tagihan tahun depan. Sehingga di tengah-tengah tahun, anda tidak memanfaatkan fasilitas ini untuk berolah raga.

'Power of context', atau "kekuatan keadaan", membuat kita tidak logis dan rasional, karena kita terpengaruh oleh keadaan sekeliling kita dalam mengambil keputusan . Dunia bisnis sering memanfaatkan ini untuk membuat anda lebih banyak membeli barang, andapun harus lebih jernih melihat ini dan mengantisipasi keadaan.

* Tanadi Santoso 

NB: Silakan share dengan tetap mencantumkan nama penulisnya. Terima kasih

Inspirasi - Tanya Sang Anak

Konon pada suatu desa terpencilTerdapat sebuah keluargaTerdiri dari sang ayah dan ibuSerta seorang anak gadis muda dan naif!

Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!Ibu! Mengapa aku dilahirkan wanita?Sang ibu menjawab,Karena ibu lebih kuat dari ayah!Sang anak terdiam dan berkata,Kenapa jadi begitu?

Sang anak pun bertanya kepada sang ayah!Ayah! Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?Ayah pun menjawab,Karena ibumu seorang wanita!!!Sang anak kembali terdiam.

Dan sang anak pun kembali bertanya!Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ayah?Dan sang ayah pun kembali menjawab,Iya, kau adalah yang terkuat!Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.

Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.Ayah! Apakah aku lebih kuat dari ibu?Ayah kembali menjawab,Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.

Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan. Karena engkau adalah buah dari cintanya!

Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam. Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!

Dan kau adalah segalanya buat kami.Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.Tawamu adalah tawa kami.Tangismu adalah air mata kami.Dan cintamu adalah cinta kami.

Dan sang anak pun kembali bertanya!Apa itu Cinta, Ayah?Apa itu cinta, Ibu?Sang ayah dan ibu pun tersenyum!Dan mereka pun menjawab,Kau, kau adalah cinta kami sayang..

Khalil Gibran

Tuesday, November 23, 2010

Inspirasi - Fakta Dulu, Baru Bicara

Oleh: Sonny Wibisono

"Opinions are made to be changed, or how is truth to be got at?"-- Lord Byron, penyair asal Inggris, 1788-1824

KETIKA masuk ke dalam ruang rapat, dua rekannya langsung menghentikan pembicaraan. Sontak Agus merasa tidak enak. Dia pun langsung menduga ada sesuatu yang tengah dibicarakan dua rekannya. Pikiran Agus, yang memang penuh curiga melayang kemana-mana. Sampai akhirnya dia menaruh tuduhan: kedua temannya tengah merencanakan sebuah tindakan yang akan merugikannya dalam rapat ini.

Rapat pun dimulai. Alih-alih memperhatikan jalannya rapat, mata Agus malah lekat-lekat menyaksikan kedua rekannya. Dia bersiap, kalau saja dua orang rekannya berulah, dia akan menjegalnya. Namun lebih dari satu jam rapat, tak ada gelagat buruk. Malah yang terjadi, dia kena tegur sang bos gara-gara dia tidak bisa menjawab pertanyaan.

Karena hal sepele, Agus kena semprot. Anehnya, Agus justru menambah porsi dendam pada dua rekannya. Dia berkilah, dua orang itu teramat senang Agus diomeli sang bos. Malah dia makin menjadi-jadi. Pikirnya, dua orang itu tengah membuat rencana yang menyudutkannya di kelak hari. Sepanjang hari, sepanjang minggu, dia menjadi sibuk memperhatikan dua orang itu.

Anda, duhai pembaca, pasti bisa merasakan betapa repotnya menjadi Agus. Dia hidup dan sibuk dalam kecurigaan yang sama sekali tidak pernah terbukti. Anehnya, dia tidak mencari kebenaran dari tuduhannya itu. Namun malah membiarkan pikirannya sendiri yang mengendalikan kesehariannya, dan tanpa disadari juga karirnya. Performa kerja lambat laun tentu akan menurun. Gelagatnya sudah kelihatan. Dia kena semprot saat pertemuan dengan sang bos. Agaknya kisah legendaris Sam Kok atau Kisah Tiga Negara yang kesohor itu perlu diketengahkan agar Agus bisa tersadar dari lamunannya.

Alkisah, Cao-Cao, seorang perdana menteri yang melarikan diri dengan dibantu oleh seorang pejabat yang simpati kepadanya, Chen Gong. Dalam pelariannya, Cao-Cao bersembunyi di rumah pamannya, yang merupakan saudara angkat dari ayahnya.

Masalahnya, Cao-Cao bawaannya selalu curiga. Ia curiga setiap tindak tanduk dari Lu Boshe, pamannya. Hingga suatu hari ketika Lu Boshe mengadakan pertemuan keluarga, Cao-Cao berhasil menguping pembicaraan keluarga itu.

"Ikat saja dulu, lalu kita bunuh!" Itulah kalimat yang dicuri dengar oleh Cao-Cao.  Mendengar isi pembicaraan tersebut, Cao-Cao langsung marah. Ia pun mengambil pedangnya dan berusaha membunuh keluarga Lu Boshe. Tapi segera saja Chen Gong berusaha menenangkannya.

"Sabar, mari kita dengar dulu apa maksud dari pembicaraan tersebut," kata Chen Gong. Tapi Cao-Cao tidak mempedulikannya, walau Chen Gong sudah berusaha membujuknya dengan susah payah. Cao-Cao akhirnya membantai seluruh keluarga tersebut dengan pedangnya. Air mata Chen Gong pun mengalir deras sedih dan menyesalkan tindakan semena-mena yang dilakukan Cao-Cao. Setelah diselidiki, ternyata Pamannya hendak mengikat seekor babi untuk dijadikan santap malam bagi Cao-Cao dan temannya. Tapi nasi telah menjadi bubur. Kini, hanyalah penyesalan yang kemudian tersisa.

Semoga Agus atau kita semua tidak bertindak seperti Cao-Cao. Melihat segala sesuatu hanya dengan persepsi, bukan dengan fakta. Atau menghakimi orang dengan opini, bukan dengan bukti-bukti. Sebelum bertindak dan mengambil keputusan yang penting, galilah dulu bukti-bukti yang memadai. Dengarkan jangan hanya dari satu pihak saja. Setelah itu barulah Anda mengambil tindakan. Jangan kemudian penyesalan yang didapat ketika Anda telah memutuskan sesuatu tanpa didasari oleh fakta-fakta. Is that right brother?

*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media Komputindo, 2009

Saturday, November 20, 2010

Inspirasi - Cerita, "Bibit Tanaman"


 
 

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku."

Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam. "Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman."

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.

***

Sahabat, memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup.

Jadilah bibit yang pertama, yang mau dan mampu tumbuh menjulang dan akar-akarnya menembus kerasnya tanah. Walau kenyataan hidup apa yang diungkapkan oleh bibit ke2 tidaklah salah, bahwa ada tantangan diluar sana yang menghadang kita. Namun semua itu adalah anugerah dari Tuhan yang memang harus dilalui.

Bukankah dibawah tanah sana yang gelap gulita terdapat seluruh sumber "makanan" yang berlimpah ruah sehingga akar2 menerobos kedalam. Dan diatas sana ada cahaya matahari menunggu dedauanan demi "proses fotosintesis", dan air hujan yang menyejukan.

"Layaknya kehidupan, bumi/dunia ini adalah ladang kita. Dimana kita memilih tumbuh dengan baik atau kebalikannya. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak."

Semoga Tuhan memberikan jalan terbaik dalam hidup kita, amin..

Trimakasih telah membaca.

Salam Motivasi...!

Inspirasi - Cerita, "Pohon"

Dalam sebuah perjalanan seorang ayah dengan puteranya, sebatang pohon kayu nan tinggi ternyata menjadi hal yang menarik untuk mereka simak. Keduanya pun berhenti di bawah rindangnya pohon tersebut.

"Anakku," ucap sang ayah tiba-tiba. Anak usia belasan tahun ini pun menatap lekat ayahnya. Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius.

"Adakah pelajaran yang bisa kau sampaikan dari sebuah pohon?" lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih batang pohon di dekatnya.

"Menurutku, pohon bisa jadi tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang kesejukan udara," jawab sang anak sambil matanya menanti sebuah kepastian.

"Bagus," jawab spontan sang ayah. "Tapi, ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon," tambah sang ayah sambil tiba-tiba wajahnya mendongak ke ujung dahan yang paling atas.

"Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah yang sama. Walaupun ia berada di tanah yang miring, pohon akan memaksa dirinya untuk tetap lurus menatap cahaya," jelas sang ayah.

"Anakku," ucap sang ayah sambil tiba-tiba tangan kanannya meraih punggung puteranya. "Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran," ungkap sang ayah begitu berkesan.**

Keadaan tanah kehidupan yang kita pijak saat ini, kadang tidak berada pada hamparan luas nan datar. Selalu saja ada keadaan tidak seperti yang kita inginkan. Ada tebing nan curam, ada tanjakan yang melelahkan, ada turunan landai yang melenakan, dan ada lubang-lubang yang muncul di luar dugaan.

Pepohonan, seperti yang diucapkan sang ayah kepada puteranya, selalu memposisikan diri pada kekokohan untuk selalu tegak lurus mengikuti sumber cahaya kebenaran. Walaupun berada di tebing ancaman, tanjakan hambatan, turunan godaan, dan lubang jebakan.

"Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran."

...

Sahabat, Jadikan dirimu seperti pohon, walau keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran," Siapapun Anda, bagaimanapun Anda, dan Dimanapun anda... tatap dan ikutilah cahaya lurus kebenaran... karena bila tidak anda akan tersesat dalam kegelapan. Dan Bila terperangkap dalam gelap, jangan mengutuki kegelapan, tapi nyalakan lah cayaha walaupun dengan Lilin...

Terimakasih telah membaca... Salam Motivasi...!

Sumber : (muhammadnuh@eramuslim.com)

Tuesday, November 9, 2010

Inspirasi - Orang Pertama Yang Seharusnya Bertanggung Jawab

Dalam sebuah kitab klasik tertulis: "Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu." Ini berbicara tentang cara kita melihat atau cara pandang kita terhadap segala sesuatu.

Kita seringkali dan sangat mudah menilai sesuatu di sekitar kita: kondisi alam dan bencana, lingkungan kerja yang menyebalkan, kemacetan di jalan raya, tontonan yang tidak mendidik sampai kepada mode rambut dan baju yang dikenakan seseorang. Lucunya, selalu saja kita menumpahkan kesalahan kepada orang lain, bukannya diri kita. Padahal kalau saja kita mau merenungkannya lebih bijak, orang pertama yang seharusnya bertanggung jawab ialah diri kita sendiri 

Orang suka menyalahkan lingkungan kerja yang menyebalkan, bos yang galak, teman-teman kantor yang egois, dan lainnya lagi. Padahal dia lupa kalau dirinyalah yang memilih kantor dimana dia bekerja, bukan orang lain.

Kita yang sering mengeluh saat terjebak macet, coba renungkan sebentar. Sumbangsih apa yang sedang diberikan oleh kendaraan yang sedang kita pakai saat itu? Kita yang marah dengan banjir, kita juga yang turut andil memboroskan kertas yang terbuat dari pepohonan hutan. Bagaimana dengan furniture dan ukiran kayu di rumah kita?

Tontonan yang tidak mendidik dan sungguh memprihatinkan. Siapa yang mengambil remote tv itu? Makanan di restoran cepat saji yang dikategorikan junk-food. Siapa yang suruh kita harus membeli di sana? Pornografi di internet yang merusak moral anak-anak kita, bahkan moral kita sendiri? Siapa yang memasang jaringan internet di rumah? Tapi anak-anak itu bisa melihatnya di warnet. Siapa yang memberinya uang jajan? Bahkan di henpon mereka. Siapa yang membelikannya henpon?

Sebagian orang yang anti dengan pemerintah dan parlemen mungkin berkata, "Saya tidak memilih dia menjadi presiden dan wakil rakyat waktu pemilu kemarin. Jadi itu bukan pilihan saya." Mengapa Anda masih mau tinggal di Indonesia? "Karena saya tidak punya uang untuk pindah ke luar negeri." Mengapa Anda tak bekerja keras dan kumpulkan uang dari sekarang?

Ya, kitalah orang pertama yang seharusnya bertanggung jawab atas segala sesuatu di sekitar kita. Tak perlu mengeluh. Karena pada saat kita mengeluh, kita sedang mengeluhkan diri kita sendiri.

oleh Bhudi Tjahja

Wednesday, October 27, 2010

Inspirasi – 10 Menit

Kamar kerja yang amburadul sudah saya rencanakan untuk saya bersihkan sejak setahun lalu, belum juga "ada waktu" mengerjakannya. Saya coba dengan metoda "10 menit": Setiap Senin dan Kamis saya akan meluangkan 10 menit komitmen saja minimal (boleh lebih kalau saya suka) untuk membersihkannya. Ternyata cukup berhasil. Kadang 10 menit kadang 15 menit saya berhenti dan dengan puas merasa telah mampu menghilangkan kebiasaan menunda saya.

Riset menunjukkan kalau kita hanya komit dengan hal kecil saja, seperti 10 menit, akan memudahkan kita untuk tidak menunda, dan segera menjalankannya. Misalkan ada buku yang belum juga kita baca, kita mau sediakan 10 menit saja maka dengan mudah kita akan rela membacanya, sering malah jadi 2 jam yang tentu saja bagus juga.

Riset terpisah mengatakan kalau kita memikirkan terlalu banyak, maka otak kita tersendat, dan sulit dan malas melakukannya. Kalau kita memakai sikap "just do it" saja dengan mudah akan mampu segera memulainya. Pemikiran yang terlalu banyak sering malah menyumbat otak kita membuat kita berhenti.

10 menit juga dapat dipakai untuk mencari idea segar, dengan memaksakan diri kita untuk menelorkan 20 idea dalam 10 menit. Idea no 1 sampai 10 akan umum, tapi idea2 no 15 sampai 20 mungkin akan ada yang hebat (dan ada yang ngawur juga). Dan investiasi waktu kita 10 menit sangat dapat diterima.

Saat saya lulus MBA saya berkata pada teman saya, untung saya sudah memulai bisnis sejak muda dulu, terlalu banyak tahu justru membuat kita berhenti dan tidak berani memulai sesuatu. Saya yakin lebih sulit bagi lulusan MBA atau S3 untuk memulai bisnis daripada pada lulusan SMA yang selalu memakai konsep "just do it". Ready – shoot – aim. Menembak dulu baru mencari sasaran. Jalan dulu baru berpikir.

Kombinasi untuk tidak berpikir, dan memendekkan komitmen waktu hanya 10 menit, akan banyak berguna bagi kita untuk memacu melaksanakan sesuatu. Konsep ini dapat anda pakai untuk: meeting dengan anak buah; memulai membaca buku; membersihkan lemari pakaian yang sudah kacau; menulis puisi; menelpon keluarga ditempat jauh; dst.

10 menit tidak akan menyelesaikan persoalan besar, 10 menit tidak cukup untuk membereskan kerjaan anda, 10 menit tidak bisa membuat anda jadi sukses, tapi setidaknya 10 menit akan mempu membuat anda "start" dan memulai sesuatu yang sudah lama tertunda. Selamat memulai.

*Tanadi Santoso, Surabaya, 24 Oktober 2010.

www.samdesign.com; www.tanadisantoso.com.

twitter: @tanadisantoso.

Sunday, October 24, 2010

Inspirasi - Kisah nyata sepasang kadal

Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokkan tembok Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, di......a menemukan seekor kadal terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah paku. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek paku itu, ternyata paku tersebut telah ada di situ 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun. Apa yang terjadi,,??Bagaimana anak kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun,,?? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu ! Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan kadal itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan.Kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya. Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor kadal lain yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah cinta,,,Cinta Yang Indah . Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor kadal itu. Apa yang dapat dilakukan oleh Cinta? Tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu mengagumkan.Saya tersentuh ketika membaca cerita ini. Lalu saya mulai berpikir tentang hubungan yang terjalin antara keluarga, teman, saudara lelaki, saudara perempuan. Masih sejauh mana rasa cinta itu ada untuk mereka

~ JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA KASIHI

by Stressphobia on December 7, 2009

Repost from Rakata Stamos

Friday, October 15, 2010

Ibu Penjual Nasi

Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di sela-sela pipinya yang bulat, duduk menggelar nasi bungkus dagangannya. Segera saja beberapa pekerja bangunan dan kuli angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi dan membuatnya sibuk meladeni. Bagi mereka menu dan rasa bukan soal, yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murah. Hampir mustahil ada orang yang bisa berdagang dengan harga sedemikian rendah.

Lalu apa untungnya? wanita itu terkekeh menjawab, " Bisa numpang makan dan beli sedikit sabun. Tetapi bukankan ia bisa menaikan harga sedikit? sekali lagi ia terkekeh, "lalu bagaimana kuli-kuli itu bisa beli? siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?" katanya sambil menunjukan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk pengantar mereka ke tempat kerja.

Ah..! betapa mulianya. Orang-orang yang memahami benar kehadiran karyanya, sebagaimana wanita tua diatas, yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia, adalah tiang penyangga yang menahan langit agar tidak runtuh. 

" Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."

 by Vasmana Lightseeker 

 
 

Inspirasi – Mengubah Diri Sendiri

Semua orang mendambakan keberhasilan, bisa meraih kesuksesan dan kewibawaan, berharap mendapatkan pengakuan dan respek dari orang lain, serta mendapatkan pekerjaan yang mereka senangi. Daripada hanya hati yang tergerak lebih baik bertindak, membangun kebahagiaan dalam hidup, memulainya dengan mengubah diri sendiri.

Contoh dari kecerdasan ini, ada seorang profesor psikologi menulis buku Lima Bagian Kultivasi Dalam Kehidupan, ia mengatakan pengertian psikologis ini sebagai suatu kejiwaan yang tertanam dalam hati manusia yang memastikan pandangan mereka terhadap dunia dan pandangan mereka terhadap dunia sekelilingnya yang diikuti dengan pengambilan suatu tindakan.

Pikiran memutuskan tindakan - keberhasilan atau kegagalan, kesengsaraan ataupun kegembiraan acapkali diawali dari pikiran sekilas.

 Ada seorang ibu muda bernama Selma, dia mendampingi suaminya yang bertugas di pangkalan angkatan darat pada sebuah gurun pasir dekat Mexico. Suatu ketika suaminya mendapatkan perintah dari atasan untuk mengadakan latihan di tengah gurun pasir dalam jangka waktu lama. Selma ditinggal seorang diri dalam sebuah rumah kecil yang berada di pangkalan militer.

Di sana, ia bukan hanya tidak tahan dengan udara yang panas, namun juga merasa kesepian, tidak ada orang yang bisa menemaninya berbicara. Yang ada di daerah itu hanyalah penduduk lokal Mexico dan Indian. Mereka semua tidak bisa berbahasa Inggris.

Dia merasakan kesengsaraan yang luar biasa, maka dia menulis surat kepada orangtuanya serta menyatakan ingin kembali ke kampung halamannya. Balasan surat dari ayahnya hanya dua baris, tetapi kata-kata ayahnya tersebut telah mengubah total kehidupannya:

"Dua orang terpidana memandang keluar dari jendela tahanan, yang satu melihat tanah lapang, sedang yang satu lagi melihat bintang."

Selma membaca berulang-ulang surat ayahnya, dia merasa sangat malu pada diri sendiri, lalu memutuskan mencari bintang-bintang untuk dirinya di atas gurun pasir.

Dia mulai berteman dengan penduduk setempat, orang lokal sangat ramah terhadap dirinya. Dia menyatakan sangat tertarik terhadap aneka kerajinan tekstil dan keramik produksi setempat. Penduduk lokal itu memberikan kerajinan tekstil dan keramik kepadanya yang enggan mereka jual kepada turis.

Selma juga mengadakan penelitian terhadap kaktus dan berbagai macam tumbuhan gurun pasir yang menawan hatinya, serta mempelajari pengetahuan tentang marmot. Dia mengamati terbit dan terbenamnya matahari, dia juga mencari kulit kerang laut. Semua ini merupakan peninggalan gurun pasir beberapa ribu tahun lalu yang masih berupa lautan.

Gurun pasir itu tidak berubah, penduduk Indian di sana juga tidak berubah, yang berubah hanyalah sikap dan pikiran Selma. Perbedaan sekilas pikiran ini telah mengubah Selma menjadi orang yang berbeda, kehidupan sengsara yang semula dia rasakan telah berubah menjadi petualangan yang paling berarti selama hidupnya. Dia menjadi sangat girang dengan penemuan-penemuan barunya.

Dua tahun kemudian, buku karangan Selma berjudul Kastil yang Menggembirakan, telah diterbitkan. Dia memandang keluar dari jendela tahanan dan akhirnya yang terlihat olehnya adalah bintang.

 Mengapa lebih banyak orang yang gagal dalam kehidupan ini? Permasalahannya terletak pada cara kita berpikir dan menyelesaikan persoalan.

Ada orang yang bertanya kepada tiga tukang bangunan, "Apa yang sedang Anda lakukan?"

Yang pertama berkata, "Saya sedang memasang batu bata."

Yang kedua berkata, "Saya sedang mencari upah sejumlah 50 dollar."

Yang ketiga berkata, "Saya sedang membangun sebuah gedung untuk masyarakat ini!"

Dengan sikap hati yang berbeda, pengalaman hidup dan hasil yang timbul sama sekali berbeda.

Model kecerdasan kita berpikir bisa mempengaruhi kita bagaimana menanggapi sesuatu hal atau benda, bisa mempengaruhi kita dalam memahami sesuatu.

Model kecerdasan berpikir yang baik, sikap penuh semangat terhadap kehidupan akan membantu kita untuk memerangi rasa rendah diri dan rasa ketakutan, bisa membantu kita menanggulangi sifat kemalasan, bisa menggali kemampuan terpendam kita, agar kita bisa bekerja dengan lebih efektif.

Ada impian baru bisa ada harapan, ada harapan baru bisa mencapai keberhasilan. Kita selamanya tidak seharusnya menertawai siapapun, juga tidak seharusnya memandang ringan kepada siapapun. Kita harus belajar menggunakan sinar pandangan kagum untuk memperlakukan orang lain, kita harus belajar menggunakan perasaan bersyukur untuk menghayati kehidupan nyata, menggunakan pemikiran yang cerah untuk membuat suatu perencanaan hidup.

(The Epoch Times/lin)

Monday, October 4, 2010

Kisah Sukses : Oprah Winfrey

Oprah Winfrey - Wanita Luar Biasa!

Bermodal keberanian "Menjadi Diri Sendiri", Oprah menjadi presenter paling populer di Amerika dan menjadi wanita selebritis terkaya versi majalah Forbes, dengan kekayaan lebih dari US $ 1 Milyar. Copy acara "The Oprah Winfrey Show" telah diputar di hampir seluruh penjuru bumi ini.

 
 

TAHUKAH ANDA?Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumah tangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di dilingkungan yang kumuh dan sangat miskin. Luarbiasanya, di usia 3 tahun Oprah telah dapat membaca Injil dengan keras. 

 
 

"Membaca adalah gerai untuk mengenal dunia" katanya dalam suatu wawancaranya.

 
 

Pada usia 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan sexual, dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya beserta teman-temannya dan terjadi berulang kali. Di usia 13 tahun Oprah harus menerima kenyataan hamil dan melahirkan, namun bayinya meninggal dua minggu setelah dilahirkan.

 
 

Setelah kejadian itu, Oprah lari ke rumah ayahnya di Nashville. Ayahnya mendidik dengan sangat keras dan disiplin tinggi. Dia diwajibkan membaca buku dan membuat ringkasannya setiap pekan. Walaupun tertekan berat, namun kelak disadari bahwa didikan keras inilah yang menjadikannya sebagai wanita yang tegar, percaya diri dan berdisiplin tinggi.

 
 

Prestasinya sebagai siswi teladan di SMA membawanya terpilih menjadi wakil siswi yang diundang ke Gedung Putih. Beasiswa pun di dapat saat memasuki jenjang perguruan tinggi. Oprah pernah memenangkan kontes kecantikan, dan saat itulah pertama kali dia menjadi sorotan publik..

 
 

Karirnya dimulai sebagai penyiar radio lokal saat di bangku SMA. Karir di dunia TV di bangun diusia 19 tahun. Dia menjadi wanita negro pertama dan termuda sebagai pembaca berita stasiun TV lokal tersebut. Oprah memulai debut talkshow TVnya dalam acara People Are Talking. Dan keputusannya untuk pindah ke Chicago lah yang akhirnya membawa Oprah ke puncak karirnya. The Oprah Winfrey Show menjadi acara talkshow dengan rating tertinggi berskala nasional yang pernah ada dalam sejarah pertelevisian di Amerika. Sungguh luar biasa!

 
 

Latar belakang kehidupannya yang miskin, rawan kejahatan dan diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya membantu sesama. Tayangan acaranya di telivisi selalu sarat dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah sadar, bila dia bisa mengajak seluruh pemirsa telivisi, maka bersama, akan mudah mewujudkan segala impiannya demi membantu mereka yang tertindas.

 
 

Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi.

 
 

Dan yang terakhir, pada 2 januari 2007 lalu, Oprah menghadiri peresmian sekolah khusus anak-anak perempuan di kota Henley-on-Klip, di luar Johannesburg, Afrika selatan, yang didirikannya bersama dengan pemirsa acara televisinya. Oprah menyisihkan 20 juta pounsterling ( 1 pons kira2 rp. 17.000,- )atau 340 milyiar rupiah dari kekayaannya. "Dengan memberi pendidikan yang baik bagi anak2 perempuan ini, kita akan memulai mengubah bangsa ini" ujarnya berharap.

 
 

Kisah Oprah Winfrey ialah kisah seorang anak manusia yang tidak mau meratapi nasib. Dia berjuang keras untuk keberhasilan hidupnya, dan dia berhasil. Dia punya mental baja dan mampu mengubah nasib, dari kehidupan nestapa menjadi manusia sukses yang punya karakter. Semangat perjuangannya pantas kita teladani!

 
 

 
 

 
 

Renungan Harian

Friday, October 1, 2010

Inspirasi - Air mata mutiara

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. "Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu."

 
 

Si ibu terdiam sejenak, "Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.

 
 

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

 
 

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

 
 

******

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa". Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".

 
 

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang, atau menjadi kerang yang menghasilkan mutiara'. Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'.

 
 

Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu.. "Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara."

 
 

Sumber: unknown

Wednesday, September 29, 2010

Inspirasi - Seusai reunian

(Menyusuri trotoar Ragunan Raya... )

 
 

Merenungkan kenyataan betapa banyak kawan lama telah mencapai kemapanan ekonomi. "Betapa miskinnya aku", begitu gumanku. Lantas teringat uang di ATM tinggal 400 ribu, jelas tak akan cukup untuk hidup 2 minggu ke depan. "Apakah dulu ada yang salah dalam mengambil keputusan bagi jalan penghidupanku?" Beberapa langkah sebelum Lampu Merah Jatipadang Raya, seorang lelaki tua dan lusuh yang semula kulihat termangu di badan jalan menyapaku dengan ragu ragu. " Nak, boleh bapak minta tolong? " Belum aku bertanya pertolongan apa gerangan yang bisa aku berikan, pak tua sudah melanjutkan. "Bapak Mau pulang ke Depok, tapi uang Bapak tinggal seribu, boleh bantu bapak 2 ribu saja.?" Melihat wajahnya yang memelas, spontan aku merogoh saku dan memberikan 2 ribu seperti yang dimintanya. Dengan berulang kali mengucapkan terimakasih, pak tua itu lalu berjalan ke arah Pasar Minggu. Tiba tiba aku teringat, Mana cukup uang 3 ribu buat naek angkot ke depok. Aku lantas memanggilnya lagi. "Pak, ke Depok apa cukup dengan 3 ribu?" " Iya nak, bapak mau berjalan kaki ke Pasar Minggu, dari sana bapak baru naek angkot ke Depok. " Ufh, padahal ke Pasar Minggu masih 1 km lagi, pikirku. Seakan ada yang menggerakkan tanganku, aku segera mengambil uang receh yang ada disaku, mungkin ada sekitar 22 ribuan, aku berikan semuanya ke pak Tua tadi. "Ini pak, bapak naek angkot saja dulu ke Pasar Minggu, sisanya bisa bapak pakai buat makan." Tak ada kata kata yang terucap dari mulut pak Tua. Aku Cuma dengar suara lirih yang mnyebut asma "Allah", baru dengan terbata bata berulangkali mengucapkan terimaksih kepadaku. Akupun berinisiatif menyegat angkot 61 yang kebetulan lewat, mempersilakan pak Tua naek ke arah Pasar Minggu. Sejurus, akupun termangu, Adakah Tuhan menyindirku dengan caraNya yang aneh. Astagfirullah, aku telah meremahkan "Rejeki" yang telah ditentukanNya, dengan merasa miskin walaupun masih Ada uang 400 rb di ATMku. Sementara pak Tua tadi, hanya dengan uang 22 ribu, dia bisa merasa begitu bersyukurnya. Terimakasih Tuhan atas pelajaran yang telah kau berikan padaku hari ini. (Sembari berharap "Semoga dari begitu banyak Kawan Lama yang kutemui di Acara Reuni tadi, beberapa diantaranya Engkau jadikan perantaraan apabila Engkau akan memberikan jalan rejeki buatku.")

 
 

 
 

Rajah Indrayana

Wednesday, September 22, 2010

Inspirasi - Batu dan bisikan

Suatu ketika, tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membeli mobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedang menikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunya kendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar.

 
 

Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melempar sesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannya anak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang melintas dari arah mobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak itu yang tampak melintas. Aah…, ternyata, ada sebuah batu yang menimpa Jaguar itu. Sisi pintu mobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.

 
 

Cittt….ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, di mundurkannya mobil itu menuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkara sepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sang pengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengan tergesa-gesa. Di tariknya seorang anak yang paling dekat, dan di pojokkannya anak itu pada sebuah mobil yang diparkir.

 
 

"Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!" Lihat goresan itu", teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. "Kamu tentu paham, mobil baru semacam itu akan butuh banyak ongkos di bengkel kalau sampai tergores." Ujarnya lagi dengan geram, tampak ingin memukul anak itu.

 
 

Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta maaf. "Maaf Pak, Maaf. Saya benar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa." Air mukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. "Maaf Pak, aku melemparkan batu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti…."

 
 

Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk ke suatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. "Itu disana ada kakakku. Dia tergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, dia terlalu berat. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan.."

 
 

Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap pada wajah yang mulai tercenung itu. "Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursi roda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi dia terlalu berat untukku."

 
 

Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Kerongkongannya tercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera, di angkatnya anak yang cacat itu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untuk mengusap luka di lutut anak itu. Memar dan tergores, sama seperti sisi pintu Jaguar kesayangannya.

 
 

Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja. "Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalas perbuatanmu." Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masih nanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.

 
 

Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya. Disusurinya jalan itu dengan lambat, sambil merenungkan kejadian yang baru saja di lewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele. Namun, ia memilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresan itu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itu tetap nyata terlihat

 
 

"Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu."

 
 

sumber: unknown

Tuesday, September 21, 2010

Inspirasi - Mengejar keberhasilan

Beberapa kali saya sering membaca kebingungan orang dalam sebuah pertanyaan,

"Bagaimana cara atau strategi agar kegiatan 'penjualan' (yang saya beri petik bisa diganti dengan kata kegiatan yang lain) bisa berhasil.  Sudah coba cara ini itu masih tidak sesuai harapan alias belum berhasil terus."

 
 

Ya, intinya kita sudah berusaha mencoba segala cara untuk membuat satu kegiatan atau pekerjaan kita agar berhasil tetapi masih tidak menggembirakan hasilnya.  Saya akhirnya bertanya juga kepada diri saya terhadap pertanyaan pergumulan seperti di atas yang sering terjadi dan kita jumpai pada siapapun,

"Apakah HARUS semua kegiatan kita itu berhasil???"

"Kalau memang sudah dicoba semua cara dan masih tidak menggembirakan apakah memang harus terus berkutat di kegiatan itu terus?"

"Jika memang sudah tidak bisa dan tidak berhasil, apa sebaiknya tidak menghabiskan waktu dengan terus mencari cara untuk sukses di bidang itu?"

Kesimpulan, pada kenyataannya memang TIDAK SEMUA apa yang kita usahakan harus menghasilkan jawaban yang sukses kan?  Realistis saja.

 
 

Saya ingin mengumpamakan strategi usaha itu dengan seperti ini : 

 
 

Ada seorang yang sedang menanam bunga anggrek.  Ia sudah berusaha mencari cara untuk membuat tanamannya berbunga baik.  Kondisi tanah, pupuk, sinar matahari, tetapi tanamannya tetap berakhir pada kematian.  Selidik punya selidik, ternyata ia baru sadar bila benih yang ditanam di halamannya adalah benih bunga Kamboja Jepang! 

 
 

Kita bisa saja mentertawakan kelalaian penanam benih bunga kamboja jepang dengan melakukan kegiatan cara menanam anggrek, tapi sebenarnya tanpa disadari kita juga (mungkin pernah atau sedang) mengalami kejadian yang hampir mirip.  Bila di antara kita ada yang mengeluh tidak sukses seringkali TIDAK SADAR dengan apa yang menjadi IMPIAN atau PASSION-nya dalam hidup : apakah mau menanam anggrek atau menanam kamboja jepang?  Karena tidak memiliki IMPIAN yang jelas, maka mau berusaha dengan cara apapun kita memang sulit mencapai keberhasilan seperti yang kita harapkan.

 
 

Ketika seseorang yang menanam anggrek itu akhirnya tahu bila ingin memiliki taman anggrek di halamannya, maka segeralah ia membeli bibit anggrek.  Kemudian dicoba lagi dengan cara yang sudah pernah dilakukannya untuk bunga kamboja jepang sebelumnya.  Ada satu hingga lima tanaman yang mati, tetapi selebihnya berbunga dengan baik sesuai dengan harapannya.  IMPIAN, KETERAMPILAN atau KEAHLIAN untuk cara mengejar impian tersebut KLOP! 

 
 

Ada satu pameo bagus yang sebenarnya membuat orang jadi salah kaprah menerapkannya, yaitu : Hidup itu mengalir saja bagai air.  Yang diterapkan bukanlah sifat air yang mengalir dan bermuara pada satu tujuan, tapi terjebak pada kegiatan 'mengalir saja terus-terusan seperti air'.  Hanya mengalir saja terus membuat kita jadi pasif menerima jalan hidup begitu saja.  Kita jadi terjebak dengan segala macam kebutuhan dan kegiatan yang kita jalani tanpa menyadari bila apa yang kita usahakan kenyataannya tidak membuat hidup kita LEBIH BERKUALITAS.  Kita jadi berkutat kepada usaha-usaha yang terlihat sia-sia atau mentok di situ saja tanpa perkembangan berarti.  Kita juga terus melakoni kegiatan yang tanpa sadar sebenarnya tidak membawa kita ke tujuan apapun dalam hidup kita. 

 
 

Saat kita gagal terus, kita justru terjebak terus mencari cara-cara lain untuk dipelajari tanpa ada kesadaran untuk mengatakan : 'saya memang tidak bisa dan sudah saatnya berhenti mencoba.'  Tinimbang mencari seribu satu cara yang harus kita akui bila kita tidak bisa berhasil di usaha tersebut, lebih baik kita fokus kepada tujuan, impian, dan keterampilan kita yang sesungguhnya bisa kita perbuat. 

 
 

Jadi bila kita sekarang dalam situasi yang masih terus gagal mencoba sana sini, patut kita pikirkan : apakah yang sedang kita jalani ini memang sesuai dengan harapan dan impian sejati kita?  Apakah memang kegiatan yang sudah saya selami jungkir balik tanpa perkembangan berarti itu sesuai dengan keahlian atau minat kita sendiri?  Kalau jawabannya : Tidak, maka kita pun harus realistis mengakui kita tidak berhasil.  Harus kita akui bila tidak semua apa yang kita perbuat harus berhasil.  Semakin kita tidak mengakui kegagalan dan terus berkutat di dalamnya, kita akan semakin menemui kesia-siaan karena melepas kesempatan lain yang justru merupakan impian kita dalam hidup.

 
 

Lalu, bila apa yang sudah kita jalani sekarang ini dengan segala cara MEMANG SELARAS dengan impian, harapan, dan minat keterampilan kita, maka kita LAYAK MENGUSAHAKANNYA terus-menerus! Satu hingga sepuluh kali usaha mungkin belum terlihat hasilnya, tetapi kita sudah dalam jalur yang membawa kita kepada tujuan yang kita harapkan. 

 
 

Nah timbul satu masalah lagi sebenarnya, yaitu banyak di antara kita yang bingung dengan impian, harapan, dan tujuan hidupnya sendiri.  Ujung-ujungnya mengalir lagi saja seperti air, terombang-ambing, yang penting ada kegiatan dan bisa hidup.  Ah… sadarkah kita bila kita sendiri tidak tahu apa yang menjadi harapan dan impian untuk akhir kehidupan kita sendiri, maka kita ini tidak lebih dari seonggok daging mati yang luntang-lantung terseret air?  Bahkan ikan-ikan kecil di air pun lebih berharga dari kita karena mereka memiliki kemampuan melawan arus ketika menemui situasi lingkungan yang tidak sreg dan membahayakan mereka!

 
 

Jadi jangan kita bolak-balik prinsip hidup kita sebagai manusia yang ingin hidup berkualitas.  Kita jangan terjebak pada situasi kegagalan yang terus diusahakan dalam kegiatan yang memang sebenarnya tidak sesuai dengan panggilan hati kita, akuilah bila memang kita TIDAK BISA.  Lalu kita jangan terjebak pada kata gagal pada kegiatan yang memang sesuai dengan impian dan panggilan hidup kita, akuilah bila kita PASTI BISA walaupun harus temui proses kegagalan.  Berbesar hatilah bila tidak semua hal yang kita hadapi semua  berhasil, tetapi untuk sesuatu yang merupakan impian dan harapan kita harus berbesar hati untuk TERUS MENCOBA hingga BERHASIL.  Itu yang prinsip hidup sejatinya yang harus kita hadapi dan kejar, tidak terbalik dan tidak menjebak. 

 
 

Sudah di-posting di http://motiflection.com/?p=1980 

Oleh : Femikhirana