Tuesday, August 8, 2017

Kisah Inspirasi - Silakan Panggil Saya si Bodoh dan Tertawakan Saya

Alkisah, seorang matematikawan hebat tinggal di sebuah desa. Ia sering
dipanggil oleh raja untuk memberi saran mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan ekonomi. Reputasinya telah menyebar jauh.

Makanya, sangat menyakitkan sekali ketika kepala desa berkata
kepadanya, "Anda mungkin seorang matematikawan hebat yang memberi
nasihat kepada raja mengenai masalah ekonomi, tapi anak Anda tidak
tahu nilai emas atau perak."

Ahli matematika itu memanggil anaknya dan bertanya, "Mana yang lebih
berharga, emas atau perak?"

"Emas," kata anak itu.

"Itu betul. Lalu, mengapa kepala desa mengolok-olokmu, mengatakan
bahwa kamu tidak tahu nilai emas atau perak? Ia mengolok-olokku setiap
hari, hingga sesepuh desa mengatakan agar mengabaikan saja. Tapi, ini
menyakitkan saya. Saya merasa semua orang di desa ini menertawakan di
belakang saya karena kamu tidak tahu apa yang lebih berharga, emas
atau perak. Jelaskan pada saya tentang hal ini, Nak," pinta
matematikawan itu.

Maka anak ahli matematika itu pun menceritakan kepada ayahnya alasan
mengapa kepala desa memberi kesan seperti itu.

"Setiap hari dalam perjalanan ke sekolah, kepala desa memanggil saya
ke rumahnya. Di depan semua tetua desa, ia memegang koin perak di satu
tangan dan sebuah koin emas di tangan yang lain. Ia meminta saya untuk
mengambil koin yang lebih berharga. Saya mengambil koin perak itu. Ia
tertawa, para tetua desa juga, semua orang mengolok-olok saya. Lalu,
saya pergi ke sekolah. Hal ini terjadi setiap hari. Itulah sebabnya
mereka mengatakan bahwa saya tidak tahu mana yang lebih bernilai, emas
atau perak."

Sang ayah bingung. Anaknya tahu nilai emas dan perak, namun saat
diminta memilih antara koin emas dan koin perak, ia selalu mengambil
koin perak.

"Mengapa kamu tidak mengambil koin emas itu?" tanya sang ayah.

Sebagai jawabannya, sang anak membawa ayahnya ke kamarnya dan
menunjukkan kepadanya sebuah kotak. Di dalam kotak itu setidaknya ada
seratus koin perak.

Memandang ayahnya, anak matematikawan itu berkata, "Kalau saya
mengambil koin emas, maka permainan akan berhenti. Mereka akan
berhenti bersenang-senang dan saya akan berhenti mendapatkan uang."

Terkadang dalam hidup ini, kita harus bermain bodoh agar orang lain
menyukainya. Itu bukan berarti kita kalah dalam permainan.

Ini hanya membiarkan orang lain menang di satu arena permainan,
sementara kita pun menang di arena permainan lainnya.

Kita harus bisa memilih arena mana yang penting bagi kita dan arena
mana yang tidak.

No comments:

Post a Comment