Tuesday, August 8, 2017

Terima Kasih atas Waktumu

Jono telah jadi pengusaha muda kini. Urusannya banyak, sehingga nyaris
tak lagi punya waktu, bahkan sekadar menonton anaknya bertanding
futsal.

Sampai suatu ketika, dia mendapat telepon dari ibunya di seberang sana.

"Jon, kamu ingat Pak Kurtubi?" Ibu bertanya.

"Pak Kurtubi?"

"Ya, tetangga kita, pemilik rumah tua. Dia meninggal tadi pagi."

"Ya, aku ingat, Bu. Dia yang sering menemani aku main bola dan
membantuku membuat layang-layang saat aku kecil, 'kan?"

Ibu meminta Jono pulang kampung, menghadiri pemakaman Kurtubi. Meski
terhimpit jadwal sangat ketat, Jono terpaksa memenuhi permintaan
ibunya.

"Pak Kurtubi tak pernah lupa kamu. Dia menanyakan kabarmu tiap hari."

Jono pun memenuhi janjinya. Sepulang dari pemakaman, Ibu menggiring
Jono melihat rumah Kurtubi. Jono terperangah.

Sama sekali tak ada yang berubah. Bangunan maupun isinya. Jono tahu
betul karena sejak umur sembilan tahun hingga lulus SD, sejak ayahnya
meninggal, ia sering menghabiskan waktu di rumah itu.

"Cuma kotak itu yang enggak ada, Bu," sergah Jono tiba-tiba.

"Sebuah kotak berwarna kuning emas di lemari pajangan. Aku ingat
betul, karena setiap kali aku tanya apa isinya, Pak Kurtubi selalu
bilang, "Sesuatu yang paling berharga dalam hidupku."

Jono sebal, dia tak sempat tahu, apa yang paling berharga buat kakek
teman setianya di masa kecil itu.

Seminggu berlalu. Jono kembali tenggelam dalam kesibukan. Ketika suatu
siang, ia menerima kiriman paket dari sebuah nama yang sangat ia
kenal: Kurtubi H.S.

Tak sabar Jono membuka isi paket. Ada surat di dalamnya: "Saat kamu
menerima paket ini, aku mungkin sudah tak ada. Mohon diterima sebagai
persembahan rasa terima kasihku."

Jono melirik benda di samping surat itu, sebuah kotak berwarna kuning emas.

Tak sabar Jono membuka isinya. Hanya sebuah tulisan pendek ternyata:
"Terima kasih atas waktumu, yang engkau habiskan bersamaku dulu ...."
Jono terperangah.

Itukah hal paling berharga buat Kurtubi? Tak sadar, air mata Jono menetes.

Segera, ia mendapati Santi, sekretarisnya. "Tolong batalkan semua
jadwal rapat saya untuk besok. Saya harus nonton anak saya bertanding
futsal."

Jono menambahkan, "Terima kasih atas waktu yang kamu sediakan untuk
membantu saya selama ini."

No comments:

Post a Comment