Monday, April 7, 2014

Bakso dan Mangkoknya

Pada suatu kali Andi mengikut acara rekreasi sebuah komunitas. Saat acara makan tiba, salah satu makanan favorit peserta adalah bakso. Maka, anak-anak kecil pun mengantri di depan panci bakso.Tiba-tiba terdengar suara pertengkaran. Ternyata, dua orang anak berebut.

Andi pun datang melerai, "Kenapa berebut mangkok? Bukankah masih banyak mangkok kosong yang lain?" Rupanya kedua anak itu sama-sama ingin memakai mangkok yang bergambarkan tokoh kartun favorit mereka.  Aneh ya, kenapa malah mangkok yang diributkan, padahal yang  akan dimakan 'kan baksonya.

Terkadang kita pun sama seperti anak-anak itu. Kita direpotkan oleh banyak hal yang tidak penting dan menomorduakan hal yang penting. Kita meributkan "mangkok", dan justru  mengabaikan "baksonya". Kita sering merasa iri dengan "mangkok" milik tetangga dan tidak bahagia dengan mangkok kita. Akibatnya, kita jadi tertekan dan sulit untuk bersyukur.

Kehidupan itu ibarat bakso, sedangkan karir, kekayaan, jabatan adalah mangkok. Mangkok hanyalah alat untuk menampung bakso. Seberapa pun bagusnya mangkok itu tidak akan mengubah rasa baksonya.

Maka, marilah kita merawat kehidupan kita, dengan memfokuskan hidup kita pada kebenaran.

No comments:

Post a Comment