Monday, April 21, 2014

Kekayaan Surgawi

Alkisah seorang pengembara tiba di sebuah negeri di Timur Tengah. Ia mendengar ada seorang bijaksana di negeri itu, ia pun ingin menemuinya. Pria bijaksana itu dikenal saleh, dan baik hati sehingga banyak orang mengasihinya.

Tidak sulit bagi pengembara itu untuk menemukan pria bijaksana itu. Ketika pengembara itu bertanya kepada orang yang ditemuinya di jalan dimana rumah pria bijaksana itu, ia langsung menunjukkan ke arah ujung perkampungan. Sebuah gubuk reyot berdiri di ujung perkampungan itu.

Ketika ia mengetuk pintu gubuk itu, muncul seorang pria tua yang menyilakannya masuk. Pengembara itu sangat terkejut mendapati bahwa pria bijaksana itu tinggal di gubuk reyot yang hanya terdapat sebuah meja, sebuah kursi, sebuah kompor, dan alat memasak sekadarnya.

Karena merasa tidak nyaman, pengembara itu bertanya, "Dimana perabot rumah Anda?"

Orangtua tadi balik bertanya dengan lembut, "Mana milik Anda?"

"Tentu saja di rumah saya. 'Kan saya sedang merantau, tidak mungkin saya membawa perabotan saya," jawab pengembara itu.

"Saya juga," jawab orang bijak itu, "saya 'kan sedang merantau di dunia ini."

Sadarkah kita bahwa kita sebenarnya hanya perantau di dunia ini? Rumah kita adalah surga. Namun banyak orang saat ini melupakan bahwa diri mereka adalah perantau sehingga mereka menyibukkan diri mengumpulkan harta di dunia ini. Pada akhirnya semua harta dunia itu tidak dapat dibawa ketika tiba saatnya kita berpulang ke rumah Tuhan.

Mari gunakan harta duniawi itu untuk menghasilkan kekayaan surgawi.

No comments:

Post a Comment