Saturday, November 29, 2014

Inspirasi - Mana yang Akan Dipelihara?


Pada suatu waktu, seorang anak yang pulang sekolah berjalan di depan rumah tetangganya. Ia melihat seorang pria paruh baya memberi makan kedua anjingnya. Sedikit berbeda karena pria tersebut memberi makan kedua peliharaannya itu di tempat yang terpisah. Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam diri anak itu.

Hingga suatu hari, anak itu memberanikan diri untuk bertanya mengapa pria paruh baya itu memberi makan kedua anjingnya di tempat yang berbeda. Kemudian, pria paruh baya itu menjawab, agar mereka tidak bertengkar dan berkelahi. Anak itu merasa puas akan jawaban pria itu, ia merasa sudah terjawablah pertanyaannya selama ini. Anak itu pun hendak beranjak pergi. Tetapi, tangan pria paruh baya itu menahannya dan berkata, "Tunggu dulu anak muda."

Kemudian pria itu mengajak anak itu untuk duduk dan mengenalkannya pada kedua anjingnya. Ternyata pria paruh baya dan istrinya sering melihat anak itu berjalan sambil terheran-heran di depan rumahnya.

Terlihat dalam pembicaraan, pria paruh baya itu kemudian mengatakan sesuatu, "Aku juga punya dua anjing serigala dalam diriku. Anjing pertama, penuh kemarahan, dendam, kecemburuan, kebohongan, dan kelicikan. Sementara anjing kedua, penuh dengan rasa senang, jujur, damai, dan penuh kebenaran."

"Mereka selalu bertarung di dalam dadaku ini, atau di kepalaku," lanjutnya sambil menunjuk bagian tubuh yang disebutkannya. "Dan mereka juga ada dalam diri semua orang, termasuk aku dan kau," paparnya.

Anak itu menoleh dan bertanya, "Lalu, siapa yang akan menang di antara kedua anjing itu?"

Sambil tersenyum pria paruh baya tadi menjawab, "Yang paling sering kau beri makan."

Gambaran kisah di atas sama dengan kehidupan manusia. Seperti yang kita tahu, tidak ada manusia yang sempurna. Tatkala, hati kita sama seperti timbangan yang timpang. Entah itu menjadi terlalu baik atau justru terlalu jahat.

Menjadi orang baik atau jahat adalah keputusan masing-masing. Kalau lebih memilih dendam maka karakter kita akan menjadi pendendam. Kalau memilih bahagia, maka kita akan ikhlas, bersyukur, dan terus maju.

Menjalani tokoh protagonis dan antagonis dalam kehidupan sesungguhnya adalah pilihan kita, tetapi akan lebih baik bila seimbang dan bijaksana. Karena kita tahu apa yang terbaik dan tidak merusak hidup kita.

No comments:

Post a Comment