Wednesday, September 9, 2015

Cerita Motivasi - Kisah Pelukis dan Modelnya

Alkisah, di suatu negara tinggal seorang pelukis besar. Di masa mudanya ia memutuskan membuat lukisan yang benar-benar hebat yang memancarkan kebahagiaan ilahi, potret yang memancarkan kedamaian yang tak terbatas. Lalu, ia ingin menemukan seseorang yang wajahnya menyampaikan sesuatu dari luar, dari apa yang transendental untuk kehidupan ini, transendental ke dunia ini.

Ia berkelana, dari desa ke desa, dari hutan kehutan, mencari orang seperti itu, dan pada akhirnya ia menemukan seorang gembala di pegunungan dengan kepolosan dan cahaya di matanya, dengan wajah dan fitur  yang memegang janji rumah surgawi. Ia sudah melihat cukup untuk meyakinkan dirinya bahwa yang ilahi berada dalam diri manusia.

Seniman itu melukis potret gembala muda itu. Jutaan salinan lukisannya terjual habis, bahkan di negeri yang jauh. Orang-orang merasa sangat diberkati hanya dengan menggantungkan gambar gembala itu di dinding mereka. Setelah sekitar dua puluh tahun, seniman itu memiliki ide lain. Pengalaman hidupnya telah menunjukkan kepadanya bahwa tidak semua manusia beribadah, setan juga ada di dalamnya. Idenya muncul ia ingin melukis iblis yang datang dalam diri  manusia. Dua gambar, pikirnya, akan saling melengkapi, dan akan mewakili manusia secara lengkap.

Dalam usia tuanya, sekali lagi ia mencari seorang pria yang bukan manusia, melainkan setan. Ia pergi ke sarang perjudian, pub, atau klub. Pria ini harus penuh dengan api neraka, wajahnya harus menunjukkan semua yang jahat, jelek, dan sadir. Ia mencari gambaran yang sangat pendosa. Ia telah melukis seorang yang saleh, sekarang ia ingin menggambarkan penjelmaan jahat.

Setelah pencarian panjang, seniman itu akhirnya bertemu seorang tahanan di penjara. Pria itu telah melakukan tujuh pembunuhan dan telah dijatuhi hukuman gantung dalam beberapa hari. Neraka tampak jelas di mata pria itu, ia tampak benci. Wajahnya yang paling jelek mungkin bisa berharap menemukan sesuatu. Seniman itu pun akhirnya melukis pria itu.

Ketika ia menyelesaikan lukisannya dan membawanya keluar gambar sebelumnya, ia meletakkan di sisi lukisan baru yang sangat kontras. Sulit untuk menilai mana yang lebih baik dari sudut pandang artistik, keduanya luar biasa. Ia berdiri, menatap kedua lukisan itu. Dan kemudian ia mendengar isakan. Ia berbalik dan melihat tahanan yang dirantai itu, menangis. Seniman itu bingung. Tanyanya, "Temanku, mengapa engkau menangis? Apakah lukisan-lukisan ini mengganggumu?"

Tahanan itu berkata, "Selama ini saya telah mencoba untuk menyembunyikan sesuatu dari Anda, tapi hari ini saya telah kehilangan itu. Anda jelas tidak tahu bahwa gambar pertama itu juga saya. Kedua potret itu adalah saya. Sayalah gembala yang sama yang Anda temui dua puluh tahun yang lalu di perbukitan. Saya telah jatuh dari surga ke neraka, dari ilahi kepada setan."

No comments:

Post a Comment