Sunday, March 29, 2015

Inspirasi - Kisah Mekanik Otomotif Melamar Kerja

Jimmy adalah seorang mekanik otomotif, tapi ia sedang tidak bekerja untuk beberapa waktu. Ia memiliki hati yang baik, sayangnya selalu takut melamar pekerjaan baru. Hingga ia mengumpulkan seluruh kekuatan pada dirinya dan memutuskan untuk mengikuti sebuah wawancara. Setelah berpakain rapi dengan kemeja putih dan celana panjang hitam, ia melanjutkan perjalanannya.

Wawancara dilakukan pada pukul 10.00, dan waktu saat itu menunjukkan pukul 08.30. Saat menunggu bus yang akan membawanya ke tempatnya melamar kerja, ia melihat seorang pria tua yang sedang panik dan menendang ban mobilnya. Pasti ada yang salah dengan mobil itu, pikir Jimmy. Ia pun menawarkan untuk membantu orang tua itu. Sambil memperbaiki mobil itu, Jimmy mengatakan kepada orang tua itu bahwa seharusnya ia pergi ke sebuah wawancara sebagai mekanik di sebuah perusahaan tapi mungkin sudah tidak mungkin karena terlambat.

Ketika Jimmy selesai mengerjakan mobil, orang tua itu bertanya berapa yang harus dibayarnya. Jimmy mengatakan tidak perlu membayar karena ia tidak bekerja untuknya, ia hanya membantu orang yang membutuhkan.

"Baiklah, aku bisa mengantarkan Anda ke kantor untuk wawancara itu. Setidaknya aku bersikeras karena itu yang bisa kulakukan," ajak orang tua itu. Jimmy pun setuju.

Di ruang tunggu perusahaan yang akan dituju oleh Jimmy, antrian panjang para pelamar sudah panjang. Dan ada pemberitahuan bahwa pewawancara datang terlambat. Jimmy bisa bernapas lega, karena ia tidak terlambat. Tetapi para pelamar lain menoleh padanya karena bajunya sudah penuh dengan oli setelah ia memperbaiki mobil tadi. Ia tidak punya banyak waktu untuk membersihkan atau mengganti kemejanya.

Satu demi satu para pelamar meninggalkan kantor dengan wajah suram tanda kekecewaan.

Kemudian nama Jimmy dipanggil. Ia masuk ke ruangan wawancara. Secangkir kopi disajikan untuknya. Pewawancara duduk di kursi eksekutif yang membelakanginya. Dari balik itu terdengar pertanyaan, "Apakah Anda benar-benar perlu untuk diwawancarai?" Hati Jimmy kecut mendengarnya.

Ruang itu tiba-tiba menjadi ruangan yang tertutup baginya. "Dengan keadaan saya seperti sekarang ini, bagaimana mungkin aku bisa lulus wawancara ini?" pikirnya.

Kemudian pewawancara itu berbalik. Dan .. Jimmy terkejut. Ia adalah orang tua yang tadi pagi dibantunya. Ternyata orang tua itu adalah General Manager perusahaan itu.

"Maaf saya harus membuat Anda menunggu. Tapi saya cukup yakin saya membuat keputusan yang tepat memilih Anda sebagai bagian dari tenaga kerja kami bahkan sebelum Anda melangkah ke kantor ini. Saya hanya tahu bahwa Anda akan menjadi pekerja yang dapat dipercaya. Selamat."

Jimmy duduk. Mereka telah menyediakan kopi baginya, dan itu layak diterimanya karena ia sudah mendapatkan pekerjaan barunya.

No comments:

Post a Comment