Monday, May 4, 2015

Inspirasi - Kita Memiliki Pilihan untuk Hidup Sepenuhnya

 Jerry adalah tipe pria yang tidak mungkin kita benci. Ia selalu dalam suasana hati yang baik dan selalu memiliki yang positif untuk dikatakan. Ketika seseorang bertanya kepadanya bagaimana ia melakukan itu, ia akan menjawab, "Jika saya lebih baik, saya akan kembar!"

Jerry adalah seorang manajer yang unik karena memiliki beberapa pelayan yang mengikutinya dari restoran ke restoran. Alasan para pelayan itu mengikuti Jerry adalah karena sikapnya. Ia adalah seorang motivator alami. Jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, Jerry ada di sana, memberitahu karyawannya itu bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang sedang dialaminya.

Melihat gaya tersebut benar-benar membuat temannya, Jeff, penasaran. Suatu hari ia menemui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Kau tidak bisa menajdi orang yang positif sepanjang waktu. Bagaimana kau melakukannya?"

Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, ' Jerry, Anda memiliki dua pilihan hari ini. Anda dapat memilih untuk berada dalam suasana hati yang baik atau Anda dapat memilih untuk berada dalam suasana hati yang buruk.' Aku memilih untuk berada dalam suasana hati yang baik. Setiap kali sesuatu terjadi,  aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku bisa memilih untuk belajar dari itu. Aku memilih untuk belajar dari itu. Setiap kali seseorang datang mengeluh kepadaku, aku bisa memilih untuk menerima keluhan merka atau aku dapat mengambil sisi positif dari itu. Aku selalu memilih sisi positifnya."

"Ya benar, tapi itu tidak mudah," protes Jeff.

"Ya," kata Jerry. "Hidup adalah sebuah pilihan. Ketika kita memotong semua sampah, setiap situasi itu adalah sebuah pilihan. Anda memilih bagaimana Anda bereaksi terhadap situasi. Anda memilih bagaimana orang akan mempengaruhi suasana hati Anda. Anda memilih untuk berada dalam suasana hati yang baik atau mood yang buruk. Intinya, ini adalah pilihanmu, bagaimana Anda hidup."

Jeff merenungkan apa yang dikatakan Jerry. Setelah itu mereka kehilangan kontak, karena Jeff memulai bisnisnya sendiri. Tapi Jeff masih sering terpikir ketika ia harus membuat pilihan tentang kehidupan.

Beberapa tahun kemudian, terdengar kabar bahwa Jerry melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya dalam bisnis restoran. Ia meninggalkan pintu belakang terbuka pada suatu pagi, lalu ia berada di bawah todongan senjata oleh tiga perampok. Ketika mencoba untuk membuka brankas, tangannya gemetar karena gugup, hingga terlepaslah kuncinya. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Setelah 18 jam operasi dan seminggu perawatan intensif, Jerry bisa meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bekas peluru di tubuhnya.

Jeff menjenguk Jerry enam bulan setelah musibah tersebut. Ketika Jeff bertanya bagaimana keadaannya, ia menjawab, "Jika saya lebih baik, saya akan kembar. Ingin meilhat bekas luka saya?"

Jeff menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi ia masih juga bertanya apa yang dipikirkannya saat terjadinya perampokan. "Hal yang pertama terlintas dalam pikiranku adalah aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry. "Lalu, aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup, atau aku bisa memilih untuk mati. Dan aku memilih untuk hidup."

"Apakah kamu tidak takut? Apakah kau kehilangan kesadaran?" tanya Jeff.

Jerry melanjutkan, "Para ahli medisnya hebat! Mereka terus berkata bahwa aku baik-baik saja. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan aku melihat ekspresi wajah para dokter dan suster, aku jadi takut. Di mata mereka, aku membaca, 'Orang ini sudah mati.' Aku tahu aku harus mengambil tindakan. Lalu, perawat bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya', jawabku. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku mengambil napas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Di tengah tawa mereka, aku mengatakan kepada mereka, 'Aku memilih untuk hidup. Saat operasi aku seolah-olah hidup, tidak mati."

Jerry dapat hidup bukan saja karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikap hidupnya yang mengagumkan. Kita belajar bahwa tiap hari kita memiliki pilihan untuk hidup sepenuhnya.

No comments:

Post a Comment