Sunday, May 24, 2015

Kisah Inspirasi - Saya Bisa Tidur Ketika Angin Bertiup

Alkisah, seorang petani memiliki lahan di sepanjang pesisir Atlantik. Ia terus-menerus mengiklankan untuk menyewa orang. Kebanyakan orang enggan untuk bekerja di pertanian sepanjang Atlantik. Mereka takut badai mengerikan yang terjadi di seluruh Atlantik, yang dapat mendatangkan malapetaka pada bangunan dan tanaman.

Akhirnya, seorang pria kurus pendek, usia paruh baya, mendekati petani. "Apakah Anda seorang petani yang baik?" petani itu bertanya.

"Ya, aku bisa tidur ketika angin bertiup," jawab pria kecil itu. Meskipun bingung dengan jawaban pria itu, petani yang putus asa mencari pekerja pun mempekerjakannya.

Pria kecil itu bekerja dengan baik di pertanian, sibuk dari fajar hingga senja. Petani pemilik lahan pertanian itu pun merasa puas dengan pekerjaan pria itu. Kemudian satu malam angin menderu keras dari lepas pantai. Melompat keluar dari tempat tidur, petani itu meraih lentera dan bergegas ke tempat tidur pria kecil yang bekerja untuknya.

Ia mengguncang-guncang pria kecil itu dan berteriak, "Bangunlah! Badai akan datang! Ikat semuanya sebelum angin meniupnya!"

 Pria kecil itu berguling di tempat tidur dan berkata tegas, "Tidak, Tuan. Aku sudah bilang, aku bisa tidur ketika angin bertiup."

Marah karena dijawab begitu, petani itu tergoda untuk memecatnya saat itu. Sebaliknya, ia bergegas ke luar untuk siap menghadapi badai. Dengan takjub, ia menemukan bahwa semua tumpukan jerami telah ditutupi dengan terpal. Sapi-sapi berada di gudang, ayam berada di kandang, dan pintu tertutup. Jendela tertutup kencang. Semuanya terikat. Tidak ada yang bisa menerbangkan. Petani itu kemudian mengerti apa yang dimaksud oleh pria kecil yang bekerja untuknya. Maka ia pun kembali ke tempat tidurnya untuk tidur, sementara angin bertiup kencang.

Ketika kita siap secara spiritual, mental, dan fisik, kita tidak perlu takut. Kita dapat tidur ketika angin bertiup melewati hidup kita? Orang upahan dalam kisah tadi bisa tidur karena ia telah mengamankan pertanian dari badai.

No comments:

Post a Comment