Thursday, March 17, 2016

Kisah Inspirasi - Kerendahan Hati untuk Berserah Diri pada Tuhan

Seorang perawat selalu berdoa untuk mendapatkan suami yang baik. Ia selalu berdoa dan berdoa. Tetapi tahun berganti tahun, doanya tidak jua terjawab. Semua rekan-rekannya sudah menikah dan ia ditinggalkan sendirian.

Ia memiliki sebuah patung yang terbuat dari marmer di kamarnya. Pada suatu hari, karena tertekan akan nasibnya dan merasa doanya tidak pernah terjawab, ia kehilangan kendali. Dalam kemarahannya, ia melemparkan patung itu melewati jendela kamarnya yang terbuka.

Ketika itu seseorang sedang berjalan tepat di samping rumahnya. Ia terluka parah dan berdarah-darah. Pria itu mengetuk rumah sang perawat untuk mencari bantuan dan mengontrol perdarahan yang dialaminya. Perawat itu merasa kasihan, ia pun memberikan bantuan pertolongan pertama untuk orang yang terluka. Karena lukanya parah, perawat itu akhirnya membawa pria yang terluka itu ke rumah sakit tempatnya bekerja dan memberinya pengobatan dengan penuh kasih sayang.

Pria itu pun merasa terkesan dengan perawatan danperhatian yang penuh kasih sayang. Secara bertahap keluarga mereka menjadi dekat dan dalam waktu singkat, mereka pun menikah dan hidup bahagia. Perawat itu pun merasa senang karena akhirnya doanya dijawab, meskipun dengan cara yang aneh.

Dalam perjalanan hidup, kita mungkin menghadapi berbagai masalah yang bersangkutan dengan aspek yang berbeda dari kehidupan ktia seperti kesehatan, pendidikan, pekerjaan, hubungan, keluarga, dan keuangan. Kita sering membuat ketegangan, kecemasan, dan kekhawatiran yang tidak perlu ketika kita mencoba untuk memecahkan masalah kita sendiri.

Padahal, kita memiliki Pencipta yang ahli, yang tahu segala sesuatu tentang hidup kita, kelemahan dan kemampuan sehingga mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan kita. Mari kita memiliki kerendahan hati untuk menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Dialah yang penuh kasih yang memiliki rencana yang pasti untuk kesejahteraan kita masing-masing.

Seperti ada pepatah mengatakan bahwa jarak terpendek antara masalah dan solusinya adalah jarak antara lutut dan lantai. Orang yang berlutut pada Tuhan bisa menghadapi masalah dengan keyakinan. Ketika doa dipanjatkan, berkat pun turun. Doa harus menjadi "setir" dan bukan "roda cadangan" di kendaraan kehidupan kita. Tuhan menjawab "surat lutut" tanpa gagal.

Seorang anak mungkin melihat pisau tajam dan bersinar, lalu ia menangis untuk mendapatkannya sebagai mainan.Tapi, tidak ada orang tua yang penuh kasih akan memberikan suatu hadiah yang berbahaya untuk anak kecil. Demikian juga dengan Tuhan, Ia memberikan kepada kita hanya hadiah yang layak dan pasti akan bermanfaat. Dia tahu waktu terbaik untuk memberikan hadiah itu. Oleh karena itu beberapa doa kita tidak dijawab segera. Semua akan indah pada waktunya.

No comments:

Post a Comment