Tuesday, March 15, 2016

Kisah Inspirasi - Yang Terbaik dan Terburuk

Alkisah hiduplah seorang filsuf dan hambanya. Suatu hari, filsuf itu merencanakan untuk makan malam bersama teman-temannya. Ia memerintahkan hambanya untuk menyiapkan makan malam menggunakan bahan makanan terbaik yang tersedia di pasar.

Ketika sang filsuf siap untuk makan malam bersama teman-temannya, hambanya menyajikan beberapa hidangan yang terbuat dari lidah binatang. Hidangan yang disiapkan dengan cara yang berbeda dan disajikan dengan saus yang sesuai.

Sang filsuf marah, meminta penjelasan. Hambanya menjawab bahwa lidah adalah organ yang terbaik karena merupakan organ untuk mengekspresikan kefasihan, terima kasih, kebaikan, cinta, pujian, sosialisasi, simpati, kebenaran, dan ibadah.

Hari berikutnya, sang filsuf meminta hambanya lagi untuk menyiapkan makanan dengan menggunakan bahan makanan yang terburuk yang tersedia di pasar. Sekali lagi, hambanya membuat masakan yang berbeda dengan menggunakan lidah binatang.

Sang filsuf marah mempertanyakan kepada hambanya. Sang hamba menjelaskan bahwa lidah juga bahan terburuk, karena organ itu digunakan untuk menghujat, konflik, mengutuk, pencemaran nama baik, penipuan, gosip, ketidakadilan, berbohong, dan pengkhianatan.

Hari itu sang filsuf belajar pelajaran terbesar dalam kehidupan dari hambanya. Ya, lidah adalah yang terbaik dan terburuk dari ogan tubuh manusia. Nilainya tergantung pada cara penggunaannya.

Lidah seharusnya berbicara hanya tentang kebenaran. Ketika kata-kata yang dimanipulasi untuk mendapatkan cara kita sendiri, bahkan menyimpang dari kebenaran dan kebajikan, kita salah.

No comments:

Post a Comment