Thursday, March 17, 2016

Kisah Inspirasi - Waktu Bukanlah Uang

Waktu menunjukkan pukul 14.45, yang artinya Sika (25), teman saya, harus segera beranjak menuju tempatjanjian dengan calon adik-adik asuhnya. Ia terlihat sangat cemas, karena pukul 15.00 adalah waktu janjian mereka. Sedangkan kami masih berada di lokasi pekerjaan.

Kami jadi sedikit jengkel, karena Sika lebih mementingkan adik-adik asuh itu, padahal kami sedang bekerja di lapangan. Saat itu, kami bertugas untuk mempromosikan produk perusahaan dari toko ke toko. Memang sih, ini bukan pekerjaan wajib. Tapi, bonusnya itu, lho. Karena bertugas di hari libur, kami akan menerima uang saku setiap jamnya.

Setelah pamit dan berulang kali meminta maaf pada kami, dengan sepatu tumit tingginya Sika berlari mengejar angkutan umum agar tidak terlambat bertemu adik-adik asuh itu. Salah satu teman saya berceletuk kalau Sika pasti akan rugi karena kehilangan bonusnya hanya demi mengurusi adik-adik yang bahkan tidak sedarah dengannya.

Sika memang sangat giat dalam kegiatan sosial dalam organisasi. Hari itu ia akan bertemu dengan empat orang adik asuh yang akan diajari dan dibina karakternya. Mereka adalah mahasiswa junior di kampus kami kuliah dulu.

Tidak berapa lama, handphone saya berbunyi, ada panggilan dari Sika. Dia menangis tersedu-sedu, mengadu pada saya bahwa adik-adik itu malah membatalkan pertemuan mereka dengan alasan sepele. Padahal ia sudah merelakan uang bonus yang juga sangat dibutuhkannya itu. Saya cuma bisa menasehati Sika agar bersabar.

Beberapa hari kemudian, sepulang bekerja saya sengaja datang ke rumah Sika. Saya kaget sekali dengan apa yang saya lihat. Sika sedang bercengkrama dengan adik-adik asuh itu, diikuti senyuman tulus yang terlihat dari matanya.

Saya jadi geleng-geleng kepala kagum, melihat  Sika tersenyum pada orang-orang yang membuatnya menangis. Adik-adik itu bahkan tidak tahu kalau mereka sudah dimaafkan.

Nampaknya, kalimat bijak yang menyatakan bahwa memaafkan dan dimaafkan adalah sebuah tanda cinta dan kasih sayang adalah sebuah kebenaran. Selamat memaafkan dan menginsyafi kesalahan.

No comments:

Post a Comment