Monday, November 11, 2013

Makna Perpisahan

Suatu hari seorang anak muda bertanya kepada Sang Guru, "Guru, ceritakan padaku tentang perpisahan."

Mendengar pertanyaan itu Guru tersenyum. Setelah duduk, meletakkan tongkatnya, dan menghela napas, dengan bijaksana Guru mulai bercerita.

"Perpisahan adalah awal bagi yang  baru. Seperti burung elang saat meninggalkan anak-anaknya. Seperti ular yang membuang kulit luarnya di musim panas. Juga seperti letupan dalam buih, setiap hentakan perpisahan selalu melahirkan pencerahan yang akan terbekal dalam waktu selanjutnya.

Tidak perlu benci, tidak perlu dendam, tidak perlu pembalasan. Seperti air yang selalu mengalir ke bawah, perpisahan adalah alami. Meninggalkan dan ditinggalkan selalu menjadi bagian hidup anak manusia. Sebab, kelak setiap orang pasti akan meninggalkanmu. Atau justru kamu yang akan meninggalkan mereka.

Tidak ada kebersamaan yang abadi. Bumi selalu berputar. Pagi selalu hadir sebagai titik pisah antara malam dan siang. Seperti anak panah yang melesat dari busurnya, anak panah itu akan berlari menuju sasaran, dan busur pun kembali siap menjadi pelontar bagi yang lain. Itulah proses. Itulah roda. Itulah waktu.

Perpisahan pasti berbekas. Setiap keratan dan sayatannya adalah hasil dari pisau-pisau tajam kehidupan yang mengukir lembut setiap jengkal tubuhmu. Terima dan resapi itu, kelak karena perpisahan engkau akan menjumpai bahwa setiap helai hatimu telah menjadi lebih indah dari sebelumnya. Bukankah benang sari harus meninggalkan tangkainya, lalu memeluk erat putik bunga, untuk menjadi buah?"

Setelah beberapa waktu meresapi kata-kata gurunya, aura cerah memancar dari wajah anak muda itu. Ia pun undur diri dan mulai melangkah melanjutkan hidupnya.
Sent from BlackBerry® on 3

No comments:

Post a Comment