Friday, November 15, 2013

Selalu Ada Mentari di Balik Awan

Danu, duduk di kursi roda Ia mengidap penyakit yang mematikan dan tinggal menunggu waktu. Dia lebih banyak diam dan meratapi nasibnya.

Suatu hari dilihatnya beberapa anak kecil yang berlarian. Anak-anak itu tertawa riang dan tak terlihat raut kesedihan di wajah mereka. Seorang anak menendang bola dan masuk ke dalam kamar Danu. Anak itu berlari menemui Danu untuk meminta bolanya.

"Hai, aku ingin bolaku," kata anak itu.

"Aku Danu, aku tak bisa cepat mengambilkan bolamu karena aku ada di atas kursi roda."

"Panggil aku Damar. Kau sakit Danu?"

"Ya, dokter bilang umurku tidak lama lagi."

"Kau sedih karena kau akan mati?"

"Tentu saja."

"Nikmatilah hidupmu seperti aku menikmati hidupku. Kau tidak bertanya mengapa kepalaku botak?"

"Oh, aku baru saja menyadarinya. Ada apa dengan kepalamu, Damar?"

"Aku mengidap kanker otak. Aku akan mati, dokter bilang itu setahun yang lalu. Tapi nyatanya aku masih bisa tertawa hingga saat ini. Pasrah saja kepada Tuhan Danu. Karena hidup dan mati hanya di tangan-Nya. Bersyukurlah bila kita masih bisa bernapas pada hari ini dan bergembiralah bersama kami."

Ada aliran hangat di tubuh Danu. Ada kekuatan baru untuk bangkit dari kursi roda. Danu menatap senyumnya sendiri di depan cermin dan ia mendapati dirinya yang dulu telah kembali lagi. Kini Danu lebih bisa bersyukur karena masih bisa melihat matahari setiap pagi.

"Aku juga ingin bahagia," doa Danu.

Selalu ada jawaban di setiap persoalan. Selalu ada matahari di balik awan hitam. Selalu ada tangan yang kuat ketika beban yang kita pikul terasa berat.

Selalu ada kebahagiaan ketika kita mampu untuk bersyukur. (YDA)
Sent from BlackBerry® on 3

No comments:

Post a Comment