Monday, December 21, 2015

Kisah Inspirasi - Kemarahan Membuat Hati Berjarak

Sebuah kapal bergerak di lautan pada malam hari. Kabut tebal mengelilingi kapal itu dan menghalangi pandangan. Kapal itu pun kehilangan arah dan pindah ke arah timur. Kapten kapal dan para awaknya sangat waspada karena hal tersebut.

Tiba-tiba mereka melihat sebuah cahaya di kejauhan. Mereka melihat dengan hati-hati serta waspada, karena mereka cahaya itu seakan-akan menuju ke arah mereka. Kapten meyakini bahwa itu adalah sebuah kapal yang kehilangan arah karena kabut tebal.

Mereka pun mengirim pesan keras kepada kapal lain itu yang tampaknya mendekati mereka dengan cepat.

"Alihkan kapal Anda dua puluh lima derajat ke Utara atau Anda akan menabrak kami!"

Jawaban mereka cepat dan tajam, "Kami tidak bisa mengubah haluan kami. Anda yang harus mengubah arah dua puluh lima derajat ke Selatan segera!"

Tentu saja kapten kapal marah. Ia berteriak, "Ini adalah kapten memberi peringatan kepada Anda. Ubah arah Anda ke Utara! Hindari tabrakan!"

Jawaban yang didapat Kapten itu bersuara panik, "Tidak ada cara, Kapten! Ini adalah rumah suar. Beralihlah ke Selatan dan selamatkan diri."

Kapten menyadari bahaya dan situasi tersebut. Ia segera menyingkirkan egonya dan segera membalikkan kapal menjauh dari pantai secepatnya untuk menghindari kecelakaan besar, tepat pada waktunya.

Dalam kehidupan, kita pun kerap berperilaku seperti kapten ketika kita bersikeras bahwa orang lain yang harus mengubah program mereka untuk memberikan kemudahan bagi kita. Situasi bisa menjadi eksplosif karena keras kepala dari orang-orang yang terlibat. Seringkali solusi untuk konflik tersebut sebenarnya mudah, asalkan ada yang siap mengorbankan egoismenya.

Dale Carnegie, dalam bukunya yang terkenal How to Win Friends and Influence People, mengatakan bahwa tidak ada yang menang dalam sebuah argumen dan bahwa cara terbaik untuk memenangkan argumen adalah menghindari itu. Sebuah fleksibilitas sedikit dalam perilaku kita dapat membantu untuk mencegah argumen serius dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan keluarga.

"Kemarahan (anger)" hanyalah satu kata pendek dari "bahaya (danger)". Robert Green Ingersoll mengatakan, "Kemarahan melemparkan lampu pikiran." Sementara Benjamin Franklin berkata, "Apa pun yang dimulai dalam kemarahan akan berakhir dengan malu."

Sang Buddha mengajarkan, "Berpegang pada kemarahan seperti menggenggam bara panas dengan maksud melemparkan itu pada orang lain, maka Anda adalah orang yang akan dibakar."

Mari, kita menghindari argumen marah dengan orang lain yang akan meningkatkan jarak antara hati. Kadang-kadang untuk kembali ke seperti semula dalam sebuah persahabatan menjadi sulit bahkan tidak mungkin.

No comments:

Post a Comment