Monday, December 21, 2015

Kisah Inspirasi - Kisah Tempat Tidur Mematikan

Procrustes adalah karakter jahat dalam mitologi Yunani. Procrustes (Polypemon/Procoptas/Damastes) adalah anak dari Poseidon.

Ia memiliki sebuah rumah di sisi jalan antara Athena dan Eleusis. Ia mengundang tamu untuk menghabiskan malam di rumahnya.  Mereka tertarik karena keramahan dan sambutan hangatnya. Ia menawarkan makanan lezat dan istirahat malam di tempat tidur magis khusus, yang katanya, bisa menyesuaikan panjang siapa saja yang akan berbaring di atasnya.

Procrustes akan memaksa tamunya untuk berbaring di tempat tidur besi. Lalu ia akan mengikatnya ke tempat tidur dan mulai perlakuan kejamnya. Jika tamunya leih pendek dari tempat tidur, ia akan meregangkan tubuh tamunya pada tempat tidur menggunakan palu sampai panjangnya sama persis dengan tempat tidur, tentu saja ini menyebabkan penderitaan besar dan kematian. Jika tamunya lebih panjang dari tempat tidur itu, maka Procrustes akan memenggal kaki tamunya hingga panjangnya sama dengan tempat tidur. Yang pasti tamunya akan mati karena kehabisan darah. Dalam kedua kasus, korban pasti mati.

Beberapa legenda menunjukkan bahwa ia memiliki dua tempat tidur yang berbeda dengan panjang yang berbeda yang ia gunakan sehingga tamunya tidak akan pernah cocok berada di tempat tidur itu dan tidak mungkin melarikan diri dari kematian yang menyakitkan.

Akhirnya pahlawan Yunani, Theseus, mengalahkan Procrustes dan memaksanya untuk menyesuaikan panjang   badannya pada tempat tidurnya sendiri. Jadi, Procrustes pun mati sebagai korban dari tekniknya sendiri, untuk mengakhiri teror pemerintahannya.

Setiap usaha untuk membangun keseragaman secara universal akan mengakibatkan  bencana. Setiap orang memiliki kepribadian yang unik dan individualistis. Tidak mungkin menilai semua orang dengan menggunakan standar yang ketat dan sama. Harmoni dalam berbagai dan kesatuan dalam keragaman harus dihargai.

Ungkapan 'tempat tidur Procrustes' adalah metafora untuk menggambarkan standar sewenang-wenang atau tidak wajar untuk satu kondisi agar setiap orang menyesuaikan diri. Salah satu yang menemukan kesalahan pada semua orang kecuali dirinya dan mencoba untuk menghukum orang lain adalah gaya hidup dari Procrustes.

Sama halnya ketika kita menunjuk pada orang lain, satu jari menunjuk pada orang lain, sementara tiga jari lainnya pada titik tangan yang sama menunjuk pada diri kita. Sering kali kita gagal untuk melihat ketidaksempurnaan kita sendiri karena kita melihat kesalahan orang lain. Ketika kita keras menilai orang lain, kita akhirnya tidak bisa menerima rahmat dan kasih sayang.

No comments:

Post a Comment