Sunday, September 21, 2014

Sampaikan Kritikan dan Teguran Secara Persaudaraan

Pernahkah Anda menerima kritikan atau teguran? Juga, pernahkah Anda mengkritik atau menegur?

Kita harus berani untuk menyatakan orang lain salah bila memang salah. Hanya saja, bagaimana cara mengatakan kepada orang yang dikritik atau ditegur itulah yang harus diperhatikan.

Bila memang ada yang salah, tegurlah ia secara empat mata. Selesaikan suatu perbedaan pendapat atau perselisihan segera dan secara pribadi. Menunda tidak akan menyelesaikan masalah. Sementara penggunaan sarana komunikasi, telepon, pesan pendek, email atauchatting, sering kali tidak mampu mengungkapkan maksud kita secara lengkap. Saat kita bertemu secara pribadi kita hadir secara lengkap tubuh, jiwa, dan roh, sehingga kita akan mampu menyampaikan ketulusan kita secara utuh. Pikiran disampaikan melalui ucapan, emosi disampaikan melalui bahasa tubuh, dan roh kita pun memancarkan getaran ke lawan bicara kita.

Oleh karena itu, tegur atau kritiklah orang itu secara langsung. Namun, terkadang kita tidak berani menyampaikan kritikan atau teguran secara langsung kepada orang yang bersangkutan. Yang sering terjadi adalah kita mengatakan di hadapan orang banyak. Akhirnya justru malahan kita menjatuhkan nama baik orang tersebut.

Padahal, orang yang bersalah diharapkan tidak mendapatkan malu, namun mendapatkan penyembuhan. Sungguh menjadikan orang-orang yang berani untuk menegur dan menyampaikan kritik dengan rasa persaudaraan. Dengan demikian orang yang bersalah akan menyadari kekeliruannya, sehingga mendapakan penyembuhan.

Apabila perselisihan itu tidak bisa selesaikan dalam pertemuan pribadi maka kita bisa mengajak orang lain yang netral dan dihormati semua pihak. Mungkin dia akan dapat membantu menjernihkan dan menyelesaikan masalah yang ada. Namun jika belum bisa diselesaikan juga, maka sebaiknya maafkan saja kesalahannya, kita pasrahkan dia kepada Tuhan dan kita mintakan pengampunan Tuhan baginya.

Setiap orang mempunyai luka batin yang tidak disadarinya dan seringkali terungkap dalam bentuk yang negatif, mudah marah, agresif, sinis, sombong dan lain-lain. Tentunya ini menyakitkan orang di sekitarnya, meski ia sendiri menganggapnya wajar karena ia merasa juga disakiti batinnya oleh 'hal yang sama' di masa lalu. Untuk mereka, rasanya kita hanya bisa mendoakan mereka. Semoga dengan demikian orang lain pun mengampuni dan mendoakan kita, saat akibat negatif dari luka batin kita muncul tanpa kita sadari.

No comments:

Post a Comment