Tuesday, January 12, 2016

Kisah Inspirasi - Akan Indah pada Waktunya

Puluhan tahun yang lalu satu, sebuah keluarga mengalami kecelakaan mobil yang sangat fatal. Suami dan isteri meninggal seketika di tempat kejadian sementara anak mereka, namanya Chen yang berumur 11 tahun sedang dalam kritis. Akhirnya Chen pun tinggal sebatang kara dengan status yatim piatu.

Setelah semua dokumen dan arsip dicek, nyata diketahui bahwa keluarga ini mempunyai hutang kepada rentenir sekitar 45 juta. Rentenir yang tidak punya hati dan perasaan ini hanya memikirkan hak dan keuntungannya. Pada saat itu hanya dua yang tersisa; rumah dan Chen sebatang kara.

Dengan lancang rentenir itu mengatakan, "Aku hanya mau rumah dan bukan anak ini yang sulit mengurus nantinya."

Nasib tragis pun "menemani" Chen. Ia telah kehilangan orang tercintanya dan kini kepunyaan terakhir pun lenyap. Sebuah keluarga yang sederhana bersedia menampung dan memelihara Chen, sekurang-kurangnya tamat SMP. Maka mulailah Chen dengan hidup yang baru. Ia mulai menemukan spirit hidup seiring dengan kasih sayang, perhatian, sapaan dan pelukan dari keluarga keduanya ini. Chen pun tumbuh dengan baik, normal bahkan lebih dewasa. Ia mempunyai rasa tanggung jawab; belajar keras dan disela waktu ia juga membantu orang tua angkatnya ini di ladang. Selain mempunyai otak yang brilian, Chen juga mempunyai suara yang bagus dan indah.

Beberapa tahun kemudian bencana yang tidak diundang dan diharapkan melanda Cina. Tepat pada tahun 1976 Tsunami dahsyat menghantam Tangshan (Cina) yang menewaskan puluhan ribu. Di samping itu ribuan orang hilang entah ke mana. Tak seorang pun tahu apakah mereka masih hidp atau meninggal. Chen adalah salah satu yang dilaporkan hilang. Keluarga ini meratapi nasibnya, mereka menangisi harta yang lenyap dan terutama mereka menyesali kehilangan anak tercintanya, Chen. Mereka pun menata hidup lagi mulai dari nol.

Beberapa tahun kemudian sang ibu mempunyai firasat bahwa Chen tidak meninggal melainkan masih hidup. Ia yakin Chen akan kembali ke tengah-tengah keluarga. Kalau orang bertanya kenapa ia yakin bahwa Chen masih hidup, ia hanya menjawab sederhana, perasaan dan firasatku mengatakan demikian. Maka Ia selalu berdoa, "Ya Allah Engkau tahu apa yang terjadi atas Chen. Kalau ia masih hidup, dan saya yakin dia masih hidup, tunjukkan dia kepadaku."

Setahun kemudian, tepat pada suatu malam mereka sedang menonton televisi bertajuk artis dan lagu. Tiba-tiba mereka melihat sosok yang rada-rada tidak asing di televisi. Spontan, ibu itu berteriak, "Itu anakku.... anakuku…. Chen.

Suaminya menimpali, "Bukan…. itu bukan Chen.

Namun wanita itu tidak peduli, "Ia anakku…. Chen," sambil berurai air mata Ia pun menghaturkan syukur, "Tuhan makasih akhirnya Engkau menjawab doaku. Engkau menunjukkan anakku kepadaku."

Sebelum tampil bernyanyi, Chen menyapa para hadirin. Dan dengan lebih semangat ia menyapa, "Keluargaku, ibuku dan ayahku yang hilang dan berpisah karena tsunami, kalau kalian masih hidup, dan saya yakin kalian masih hidup, saya mau mengatakan, ini aku anakmu Chen. Aku masih hidup... dan kita akan bertemu segera."

Ia seolah menjawab ibunya dan meyakinkan ayahnya. Suami isteri ini pun larut dalam tangisan suka cita. Akhirnya keluarga ini dipertemukan kembali dalam kasih, sukacita dan kebahagiaan. Kini Chen telah menjadi artis terkenal, kaya. Kini Chen telah memilki semuanya, terutama keluarga tercintanya.

"Akan indah pada waktunya" jelas mewarnai perjalanan keluarga itu dan Chen. Pengalaman pahit, kehilangan keluarga, bencana alam, tangisan adalah "menu" hidup yang senantiasa memenami mereka. Tetapi perjuangan disertai dengan doa dan harapan telah membawa keluarga ini kepada kebahagiaan.

"Indah pada waktunya" juga akan menjadi milik kita bila kita tetap memiliki harapan, semangat, doa, dan sikap optimis. Tuhan punya rencana baik dan keajaiban bagi kita.

No comments:

Post a Comment