Friday, January 29, 2016

Kisah Inspirasi - Kesimpulan Masuk Akal untuk Keputusan yang Bijaksana


Seorang raja memiliki seorang putri tunggal yang cantik dan cerdas. Ketika putrinya tumbuh dewasa, Raja mengumumkan bahwa ia akan menikahkan putrinya dengan seorang pangeran yang bisa membuktikan kebijaksanaan dalam tes yang akan diadakan di istananya.

Pada hari yang ditentukan, sejumlah pangeran dari berbagai kerajaan datang ke istana. Mereka berharap dapat menikahi sang putri dan menjadi pewaris tahta.

Para pangeran itu berkumpul di aula kerajaan dan memperkenalkan diri. Tiba-tiba seluruh tempat itu penuh dengan suara merdu burung. Raja lalu mengajak pangerang ke ruangan sebelah di mana terdapat suara burung. Dua kandang digantung pada atap salah satu ujung lorong. Para pangeran melihat burung-burung itu dari ujung lorong lain.

Setelah beberapa saat, kicau burung berhenti. Raja memimpin pangeran ke sangkar dan menunjukkan pada mereka burung yang dimaksud. Salah satunya adalah burung beo yang sangat indah dan berwarna-warni dengan bulu yang halus dan menarik. Yang lainnya lagi adalah burung bulbul berwarna abu-abu kecil dengan bulu kecokelatan dan tidak menarik.

Raja kemudian mengajukan pertanyaan yang sama kepada para pangeran, "Manakah dari dua burung itu yang bersuara merdu?"

Para pangeran itu menjawab dengan tegas bahwa burung beo adalah burung yang berbakat suara merdu yang memenuhi tempat itu dengan suara musik yang mempesona. Kecuali satu pangeran yang memiliki jawaban yang berbeda. Ia menegaskan bahwa suara musik indah itu dinyanyikan oleh burung bulbul. Pangeran ini benar, ia dinyatakan sebagai pemenang.

Rupanya pangeran yang lain dipengaruhi dan disesatkan oleh kendahan luar biasa dari burung beo yang berwarna-warni. Mereka beranggapan bahwa suara merdu hanya bisa dihasilkan oleh burung yang cantik.

Akhirnya, pangeran yang bijak ini menikahi sang putri. Dan setelah kematian Raja, ia memerintah negara dengan adil dan berhasil baik. Ia membuat peraturan bahwa orang memiliki hak yang sama dan peluang yang sama, ia tercatat dalam sejarah sebagai zaman kemasan perdamaian dan kemakmuran.

Prasangka, diskriminasi, rasisme, dan penilaian karena penampilan luar telah melanda umat manusia selama berabad-abad. Penilaian bias tersebut tidak mencerminkan kebenaran atau kenyataan. Kita harus menggunakan interpretasi yang cerdas dan sampai pada kesimpulan yang masuk akal serta keputusan yang bijaksana.

No comments:

Post a Comment