Friday, January 29, 2016

Kisah Inspiratif - Kisah si Pembuat Harga


Alkisah, ada seorang raja yang memerintah di sebuah kerajaan. Salah satu menterinya disebut Pembuat Harga, dan ia adalah orang yang sangat jujur. Tugasnya adalah menentukan harga yang adil bila raja ingin membeli atau menjual sesuatu.

Pada beberapa kesempatan, Raja tidak suka harga yang dibuat oleh menterinya. Karena Raja tidak mendapatkan keuntungan besar yang diinginkannya. Ia tidak ingin membayar begitu  banyak ketika ia membeli, atau menjual apa yang dipikirnya cukup. Jadi ia memutuskan untuk mengganti menteri Pembuat Harga.

Suatu hari Raja melihat seorang pria yang muda dan tampak baik, pikirnya, "Orang ini akan baik untuk menggantikan posisi si Pembuat Harga."

Maka Raja menghentikan menteri Pembuat Harga yang jujur, dan menunjuk pria itu menggantikannya.

Pria itu  berpikir, "Aku harus membuat Raja bahagia dengan membeli dengan harga yang sangat rendah dan menjual dengan harga yang sangat tinggi." Maka pria ini membuat harga sesukanya, tanpa peduli sampa sekali apakah itu layak atau tidak. Raja yang serakah memperoleh banyak uang, dan ia merasa sangat bahagia. Sementara itu, semua orang lain yang berurusan dengan Pembuat Harga yang baru, termasuk menteri raja  yang lain dan orang-orang biasa, menjadi sangat tidak bahagia.

Suatu hari, seorang pedagang kuda tiba di Kerajaan untuk menjual 500 ekor kuda. Raja mengundang pedagang datang ke istana dan memanggil si Pembuat Harga untuk menetapkan harga untuk semua kuda itu. Hanya berpikir untuk menyenangkan raja, si Pembuat Harga berkata, "Seluruh kuda ini hanya bernilai satu cangkir beras." Maka Raja memerintahkan memberikan harga satu cangkir beras dibayarkan kepada penjual kuda, dan semua kuda dibawa ke kandang kerajaan.

Tentu saja pedagang kuda menjadi marah, tapi ia tidak bisa melakukan apapun saat itu. Kemudian ia mendengar tentang mantan Pembuat Harga, yang memiliki reputasi sangat adil dan jujur. Jadi ia mendatanginya dan menceritakan apa yang telah terjadi. Ia ingin mendengar pendapat mantan Pembuat Harga itu untuk mendapatkan harga yang tepat dari Raja.

Mantan Pembuat Harga itu berkata, "Jika Anda melakukan apa yang kukatakan, Raja akan menilai sendiri kuda-kuda itu. Kembalilah ke Pembuat Harga dan berikan ia hadiah yang berharga. Mintalah ia memberitahu nilai satu cangkir beras, di hadapan raja. Jika ia setuju, datang dan beritahu saya. Saya akan pergi dengan Anda untuk Raja."

Mengikuti saran itu, pedagang kuda kembali ke Pembuat Harga dan memberinya hadiah yang berharga. Hadiah itu membuat si Pembuat Harga bahagia, sehingga ia melihat nilai yang menyenangkan Pembuat Kuda. Kemudian pedagang kuda berkata, "Saya sangat senang dengan evaluasi harga sebelumnya. Tolong yakinkan Raja berapa nilai satu cangkir beras?"

Pembuat Harga yang baru itu berkata, "Mengapa tidak? Saya akan menjelaskan nilai satu cangkir beras, bahkan di hadapan Raja."

Pembuat Harga berpikir bahwa  pedagang kuda itu puas dengan keterangan cangkir berasnya. Ia menyusun rencana untuk bertemu kembali dengan Raja, karena pedagang itu akan segera pergi. Pedagang itu kemudian melaporkan ke mantan Pembuat Harga, dan mereka pergi bersama-sama untuk meilhat raja.

Semua menteri raja dan istana penuh. Pedagang kuda berkata kepada Raja, "Tuanku, saya mengerti bahwa di negara Anda ini, seluruh kuda saya yang berjumlah 500 ekor bernilai satu cangkir beras. Sebelum saya meninggalkan tempat ini, saya ingin tahu berapa nilai satu cangkir beras di kerajaan ini."

Raja beralih ke Pembuat Harga dan berkata, "Berapa nilai satu cangkir beras?"

Pembuat Harga yang bodoh itu, untuk menyenangkan Raja, sebelumnya menilai sejumlah kuda itu dengan satu cangkir beras. Sekarang, setelah menerima suap dari pedagang kuda, ia ingin menyenangkannya juga. Jadi, ia menjawab kepada Raja, dengan cara yang paling bermartabat, jawabnya, "Paduka, satu cangkir beras senilai kota ini, bahkan termasuk istri Anda sendiri, serta semua pinggiran kota. Dengan kata lain, itu senilai seluruh kerajaan ini."

Mendengar hal ini, para menteri kerajaan dan orang-orang bijak di istana mulai tertawa, dan memukul tangan orang yang di sampignnya. Ketika mereka sedikit tenang, mereka mengatakan, "Sebelumnya kami mendengar bhawa kerajaan ini tak ternilai harganya. Sekarang kita mendengar bahwa kerajaan ini, dengan istana dan rumah-rumah, bernilai hanya secangkir beras! Keputusan Pembuat Harga benar-benar aneh! Di mana Yang Mulia menemukan orang seperti itu? Ia baik hanya untuk menyenangkan Raja saja, bukan membuat harga yang wajar untuk seorang pedagang yang menjual kuda dari satu  negara ke negara lain.

Mendengar tawa seluruh penghuni istananya, kata-kata menteri dan penasihatnya, Raja merasa malu. Ia kemudian memberikan kembali kedudukan kepada mantan Pembuat Harga. Ia setuju untuk harga yang adil bagi seluruh kuda, seperti yang ditetapkan oleh Pembuat Harga yang jujur. Setelah pelajaran ini, Raja dan kerajaannya hidup adil dan makmur.

No comments:

Post a Comment