Friday, January 29, 2016

Kisah Inspirasi - Ketika Kita Lahir

Seorang Guru mengajar murid-muridnya tentang kesia-siaan hidup dan realitas kematian. Ia menemukan bahwa sebagian besar dari mereka takut mati. Maka ia menceritakan sebuah kisah seperti berikut ini.

Alkisah, ada kapal karam dan empat anggota keluarga berusaha untuk menyelamatkan diri dengan berpegangan pada kayu dari kapal yang hancur. Gelombang membawa mereka ke sebuah pulau terpencil. Keempat orang yang terdampar itu memeriksa pulau dan memulai hidup baru mereka dengan menggunakan sumber daya yang tersedia di pulau terpencil itu.

Bulan demi bulan berlalu. Suatu hari, seorang asing mengunjungi pulau itu dengan perahu kecil dan mengundang sang ayah untuk menemaninya ke tanah yang aman dan bahagia. Semua orang ingin naik perahu, tapi orang asing itu mengatakan bahwa hanya ada satu ruang untuk satu penumpang di perahu itu. Ia menghibur mereka dan mengatakan bahwa ia akan segera kembali dan membawa yang lain juga.

Satu bulan kemudian, orang asing itu kembali lagi dengan perahu yang sama dan membawa sang Ibu. Ia berjanji untuk kembali lagi membawa anak-anak ke tanah yang dijanjikan. Orang asing itu tiba satu hari kemudian dan membawa anak sulung pergi. Anak bungsu yang ditinggalkan sendirian merasa sedih dan ia ingin menemani saudaranya, tetapi orang asin gitu menolak untuk membawa anak bungsu itu bersamanya. Ia berjanji bahwa ia akan segera kembali untuk membawanya. Akhirnya orang asing itu datang kembali dan membawa anak bungsu itu ke tanah yang dijanjikan penuh perdamaian dan kemakmuran.

Guru bertanya pada murid-muridnya moral dari kisah tadi. Namun semua muridnya tidak menjawab. Karena mereka tidak bisa menjawab, Guru menjelaskan perumpamaan itu sendiri.

Pulau itu adalah dunia di mana setiap orang berhak untuk hidup selama jangka waktu tertentu. Orang asing itu adalah "kematian" yang tiba pada saat-saat yang tak terduga dan membawa pergi jiwa kita ke surga yang disiapkan bagi orang benar oleh Sang Pencipta. Dunia adalah tempat penampungan sementara untuk kehidupan yang tak berujung kebahagiaan di rumah kita yang sebenarnya. Kematian tiba pada saat terakhir dari kehidupan seseorang dan mungkin hanya membawa satu jiwa pada suatu waktu. Yang lain tertinggal di bumi dengan harapan bahwa suatu hari mereka juga akan demikian. Perahu mewakili peti mati yang membawa orang mati ke kuburan dan jiwa berangkat ke surga. Mari kita mempersiapkan diri untuk menerima kematian, orang asing yang membawa kita ke hidup yang lebih baik, dunia tanpa kekhawatiran.

Para murid merasa tercerahkan dan kehilangan rasa takut mereka akan kematian untuk selama-lamanya. Dikatakan bahwa ketika kita dilahirkan, kita menangis, dan orang-orang di sekitar kita bersukacita. Ketika kita mati, orang lain menangis, dan jika kita benar, maka kita bersukacita.

No comments:

Post a Comment