Tuesday, January 12, 2016

Kisah Inspirasi - Nasib Sebuah Layang-layang

Seorang anak laki-laki sedang menerbangkan layang-layang berwarna-warni di ruang terbuka di hari yang berangin. Dengan hati-hati dan terampil ia mengayunkan benang yang melekat pada layang-layang, sehingga bisa naik dari tanah.

Angin kencang mengangkat layang-layang ke ketinggian angkasa. Anak laki-laki itu senang layang-layangnya melambung ke langit. Teman-temannya menyaksikan aksinya dengan heran.

Seekor burung kecil tertarik dengan gerakan layang-layang itu. Burung itu menantang layang-layang untuk lomba mencapai ketinggian yang paling tinggi. Layang-layang itu diam-diam mengikuti burung tetapi hampir diam saja pada ketinggian yang sudah stabil. Burung itu terbang kembali untuk mengetahui penyebab berhenti yang tak terduga dari layang-layang itu. Burung itu terkejut ketika melihat ternyata layang-layang itu ditarik oleh anak laki-laki yang menggunakan benang yang diikat pada layang-layang.

Sepertinya burung itu tidak menyadari bahwa memang demikianlah layang-layang itu bisa menaiki angkasa dan mencapai kestabilan. Burung itu mengira bahwa layang-layang itu terjebak dalam perangkap dan anak laki-laki itu mencoba untuk menangkap layang-layang itu.

Burung itu pun memutuskan untuk menyelamatkan layang-layang dari penderitaan. Lalu ia menghentak benang dengan gigitan tajam dari paruhnya dan membuat layang-layang itu terbang bebas. Tapi layang-layang kehilangan keseimbangan, kontrol, dan stabilitas. Ia pun turun secara bebas mengikuti angin dan gravitasi, dan akhirnya mendarat di pohon yang tinggi. Burung itu terkejut melihat layang-layang terjerat di cabang-cabang pohon. Ia berteriak keras, mengajak layang-layang untuk melanjutkan balapan. Melihat tidak ada respon, burung itu meninggalkan tempat kejadian, bertanya-tanya tentang nasib layang-layang.

Tarikan pada benang adalah kekuatan pendorong di balik pendakian layang-layang ke langit dan stabilitasnya. Tetapi untuk orang yang bodoh, benang mungkin menjadi penghambat kemajuan layang-layang. Kondisi yang merugikan dalam kehidupan memiliki peran yang sama dalam membentuk kepribadian kita. Dikatakan bahwa kesulitan adalah pengalaman terbaik bagi pendidikan dan latihan kita.

Hidup kita distabilkan oleh tarikan beberapa benang. Ajaran agama kita dan Kitab Suci kita, bisikan hati nurani untuk mengikuti jalan yang benar, petunjuk dari orangtua, guru, dan lainnya, adalah benang yang membuat kita dalam keadaan stabil secara fisik, mental, emosional, dan spiritual. Mari kita belajar bahwa ini bukan ikatan yang membatasi kebebasan atau rintangan untuk kemajuan kita. Mereka sangat penting untuk kelancaran dan kelanjutan kita demi mencapai kesempurnaan dan kesucian.

Kebebasan bukanlah hak untuk berbuat sekehendak hati kita, namun kebebasan untuk melakukan apa yang harus kita lakukan. Aturan dibingkai untuk membuat kebebasan kita penuh dan adil. Pengorbanan sukarela dari hak-hak pribadi adalah dasar dari kehidupan sosial yang damai. Tidak ada kebebasan tanpa batasan, tidak ada kebebasan tanpa tanggung jawab. Perintah-perintah Tuhan dan hukum-hukum negara kita tidak membatasi kebebasan kita, tetapi membuat kebebasan kita menjadi nyata.

No comments:

Post a Comment