Friday, January 29, 2016

Kisah Inspirasi - Kisah Raja dengan Sehelai Rambut Abu-abu

Alkisah, ada orang-orang yang hidup lebih lama daripada yang mereka lakukan hari ini. Mereka tinggal ribuan tahun. Pada saat itu, Menjadi Pencerah lahir pada seorang bayi bernama Mahadewa. Ia tinggal 84.000 tahun sebagai anak dan putra mahkota. Pada saat cerita ini, ia telah menjadi Raja muda selama 80.000 tahun.

Suatu hari, Mahadewa berkata kepada tukang cukur kerajaan, "Jika Anda melihat rambut abu-abu di kepala saya, Anda  harus memberitahu saya segera!"

Tentu saja, tukang cukur berjanji akan melakukannya. 4.000 tahun ebrlalu, hingga Mahadewa telah menjadi raja muda untuk 84.000 tahun. Lalu suatu hari, ketika sedang memotong rambut, tukang cukur kerajaan melihat satu rambut abu-abu kecil pada kepala Raja. Maka ia berkata, "Oh, Tuan, saya melihat satu uban di kepala Anda."

Raja berkata, "Jika begitu, tariklah keluar dan taruhlah ke dalam tanganku."

Tukang cukur itu mengambil pinset emasnya, mencabut uban, dan meletakkannya di tangan raja. Pada saat itu, sebenarnya masih memiliki waktu setidaknya 84.000 tahun lagi untuk hidup sebagai Raja tua! Melihat satu uban di tangannya, ia menjadi sangat takut mati. Ia merasa kematian sudah mendekatinya, seolah-olah ia terjebak di sebuah rumah yang terbakar. Ia begitu takut, hingga keringat membahasahi punggungnya, dan ia bergidik.

Raja Mahadewa berpikir, "Oh, Raja yang bodoh, Anda telah menyia-nyiakan semua umur panjang ini dan sekarang Anda telah dekat dengan kematian. Anda tidak berusaha untuk menghancurkan keserakahan dan iri hati, hidup tanpa membencim, dan tidak menyingkirkan ketidaktahuan dengan mempelajari kebenaran dan menjadi bijaksana."

Saat berpikir itu, tubuhnya panas dan keringat terus mengalir. Lalu ia memutuskan untuk, "Ini adalah waktunya untuk menyerahkan kerajaan, mentahbiskan seorang bhikkhu, dan praktik meditasi." Berpikir begitu, ia memberikan pendapatan dari seluruh kota kepada tukang cukur. Ini sejumlah seratus ribu per tahun.

Kemudian raja memanggil anaknya yang tertua dan berkata, "Anakku, saya telah melihat uban. Saya sudah tua. Saya telah menikmati kesenangan duniawi, kekayaan, dan kekuasaan. Ketika saya mati, saya ingin terlahir kembali di surga, untuk menikmati kesenangan dari para dewa. Jadi saya akan dilantik menjadi seorang bhikku. Sekarang Anda harus bertanggung jawab terhadap negara. Saya akan menjalani kehidupan sebagai seorang biarawan di hutan."

Mendengar ini, para menteri kerajaan dan penghuni istana lainnya bertanya kepada Raja, "Mengapa Anda tiba-tiba ingin diganti?"

Raja mengangkat rambut abu-abu di tangannya dan berkata, "Saya telah menyadari bahwa rambut abu-abu ini telah menunjukkan ada tiga kehidupan, yaitu muda, usia pertengahan, dan usia tua. Rambut uban pertama itu segera mengakhiri duduk kematian di kepala saya. Rambut abu-abu seperti malaikat yang dikirim oleh dewa kematian. Oleh karena itu, hari ini adalha waktu bagi saya untuk ditahbiskan."

Orang-orang menangis mendengar berita keberangkatannya. Raja Mahadewa menyerahkan kehidupan kerajaan, pergi ke hutan, dan ditahbiskan menjadi seorang bhikkhu. Ia mempraktikkan apa yang disebut oleh orang suci "Empat pikiran serikat pikiran". Pertama adalah cinta kasih, lembut, kasih sayang untuk semua. Kedua,  adalah perasaan simpati dan kasihan bagi semua orang yang menderita. Ketiga, merasa kebahagiaan bagi semua orang yang menyenangkan. Dan keempat adalah keseimbangan dan tenang, bahkan dalam menghadapi kesulitan atau  masalah.

Setelah 84.000 tahun bermedeitasi dan melatih negara ini sebagai bhikkhu yang rendah hati, ia meninggal.

Moral dari kisah di atas adalah bahkan hidup yang panjang pun akan terlalu pendek bila hanya menjadi sampah di masyarakat.

No comments:

Post a Comment